Dark/Light Mode

Selebritas Indonesia Bantu Pengungsi Palestina Di Yordania

Minggu, 27 Januari 2019 23:37 WIB
Dubes Andy 
Rachmianto (kiri) menyaksikan Dik Doank dan Opick menyerahkan donasi masyarakat Indonesia kepada Direktur UNRWA-Yordania Roger Davies. (Foto KBRI Amman)
Dubes Andy Rachmianto (kiri) menyaksikan Dik Doank dan Opick menyerahkan donasi masyarakat Indonesia kepada Direktur UNRWA-Yordania Roger Davies. (Foto KBRI Amman)

RM.id  Rakyat Merdeka - Duta Kemanusiaan Sahabat Palestina Memanggil (SPM): Opick Tomboati dan Dik Doank melakukan misi penyaluran bantuan kemanusian Yordania dan Palestina pada 22-26 Januari 2019. Seniman Tanah Air itu juga menghibur diaspora Indonesia dalam acara tatap muka yang difasilitasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amman, Yordania.

Dilansir Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, hari ini, perjalanan mereka diorganisir Qupro Indonesia dengan bantuan KBRI Amman. Penyalurannya bekerja sama dengan Badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, UNRWA (United Nations Refugee Work and Relief Agency for Palestinian Refugees) dan JHCO (Jordan Hashemite Charity Organisation), institusi yang dibentuk Pemerintah Yordania untuk menerima dan menyalurkan bantuan untuk pengungsi.

“Misi penggalangan dana untuk pengungsi Palestina telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir dan kali ini penyaluran donasi sebesar lima puluh ribu dolar dapat langsung diserahkan kepada pengungsi Palestina di Yordania dan juga kepada warga Palestina yang sangat membutuhkan di Yerusalem,” kata Opick di hadapan Roger Davies, Direktur UNRWA-Yordania yang juga disaksikan Duta Besar Republik Indonesia di Amman, Andy Rachmianto.

Baca juga : Jusuf Kalla: Bakar

Lebih lanjut, Roger Davies mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pengungsi Palestina dengan mengamanahkan bantuan kemanusiaan tersebut melalui UNRWA. Bantuan masyarakat Indonesia yang diterima UNRWA pada awal 2019 memiliki makna yang mendalam, karena bantuan ini diterima di tengah krisis finansial yang sedang dihadapi UNRWA.

Sejumlah donor utama UNRWA, utamanya Amerika Serikat, telah memutuskan untuk menghentikan bantuan finansial bagi operasional UNRWA sehingga mengancam keberlangsungan program pendidikan dan kesehatan bagi para pengungsi Palestina. Kondisi finansial UNRWA mengalami defisit dan membutuhkan 1,2 miliar dolar AS untuk operasional 2019. Keadaan ini mendesak UNRWA untuk mencari dukungan sumber dana baru, tidak saja berasal dari negara donor namun juga dari kalangan korporasi maupun perseorangan.

Dubes Andy juga menyampaikan keprihatinannya tentang krisis finansial yang sedang dihadapi UNRWA. “Indonesia akan terus mendukung penggalangan dana untuk membantu operasional UNRWA, baik itu melalui pledge Pemerintah RI, maupun dari kalangan masyarakat Indonesia termasuk dari kalangan artis dan pekerja seni lainnya,” tegas Andy.

Baca juga : Eka Tjipta, Konglomerat Indonesia Meninggal Dunia

Dalam kerangka Internasional, Indonesia terus berperan aktif dalam mendesak negara-negara internasional untuk memberikan perhatian yang lebih kepada UNRWA. Perjuangan bangsa Palestina dalam meraih kemerdekaan merupakan agenda prioritas dalam politik luar negeri Indonesia, yang akan terus didorong melalui keanggotaan tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB),” lanjut Andy.

Selama 2018, bantuan Indonesia untuk Palestina, baik yang berasal dari pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, masyarakat umum maupun perorangan (philanthropist) mencapai nilai 3,69 juta dolar AS, dan 1,38 juta dolar AS. Di antaranya merupakan bantuan Indonesia untuk UNRWA. Sejak 15 Oktober 2018, UNRWA bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan kampanye #Dignity is priceless yang dilakukan dalam rangka menggalang dukungan dari publik Indonesia untuk membantu pengungsi Palestina. Diharapkan rasa solidaritas dan kedermawanan masyarakat Indonesia dapat membantu pengungsi Palestina.

Dalam pendistribusian bantuan kemanusiaan melalui lembaga JHCO, telah diserahkan bantuan peralatan sekolah secara langsung kepada lebih kurang 500 orang anak-anak pengungsi Gaza yang berada di kamp pengungsi Palestina di Jerash. Kamp pengungsi Jerash merupakan kamp pengungsi Palestina yang terpadat di Yordania dengan 29.000 pengungsi yang menempati lahan seluas 0,75 Km persegi.

Baca juga : Indonesia Raih Peringkat 4 Negara Paling Instagrammable

Pemilihan kamp pengungsi Gaza di Jerash dikarenakan para pengungsi Palestina yang berasal dari Gaza sejak tahun 1948 ini merupakan kamp pengungsi Palestina yang paling miskin di antara 10 (sepuluh) kamp pengungsi Palestina yang ada di Yordania dengan 52,7 persen penduduk pengungsi berada di bawah garis kemiskinan.

Saat ini hanya terdapat tiga bangunan sekolah yang dimiliki UNRWA di kamp Jerash, namun akibat banyaknya anak usia sekolah dan keterbatasan tenaga pengajar dari tingkat SD-SMA, maka 3 bangunan tersebut terpaksa mengoperasikan lima sekolah, dengan dua bangunan melaksanakan dua shift pagi dan sore. Melihat secara langsung kondisi para pengungsi Palestina di lapangan, pihak SPM dan Qupro Indonesia berencana akan datang kembali ke Yordania dan menjadikan misi kemanusiaan ini menjadi program tahunan. Pernyataan ini didukung penuh Dubes RI Amman dan berharap agar kalangan selebritas Indonesia lainnya dapat mengikuti jejak Opick dan Dik Doang untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung pelaksanaan politik luar negeri melalui diplomasi kemanusiaan. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.