Dark/Light Mode

Tabloid Indonesia Barokah Masuk Masjid

Jusuf Kalla: Bakar

Minggu, 27 Januari 2019 09:49 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: IG @jusufkalla)
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: IG @jusufkalla)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengiriman tabloid Indonesia Barokah ke masjid-masjid bikin marah Wapres Jusuf Kalla (JK). Politisi yang juga menjabat Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menginstruksikan pengurus masjid untuk segera membakar, jika menerima kiriman tabloid ini.

“Karena melanggar aturan. Apalagi mengirim ke masjid. Saya harap, jangan dikirim ke masjid. Semua yang (sudah tiba di) masjid- masjid itu dibakarlah,” kata JK seusai menghadiri Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana kepada pedonor darah sukarela, di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Sabtu (26/1).

Wapres JK juga menginstruksikan seluruh jajaran DMI, agar waspada dan menolak jika dikirimi paket berisi tabloid ini. “Jangan jadikan masjid sebagai tempat bikin hoaks-hoaks, macam-macam itu. Jangan diadu. Kita sudah perintahkan DMI untuk kasih tahu, bahwa masjid jangan menerima itu. Berbahaya,” tegasnya.

JK mengingatkan aktor di balik pemunculan tabloid Indonesia Barokah atau penerbit media penyebar hoaks  lainnya, bahwa ada aturan hukum yang berlaku untuk menindak penyebarluasan kabar bohong. “Jangan seperti Obor Rakyat zaman dulu. Itu kan masuk penjara, dihukum kan,” pungkasnya.

Baca juga : Persija Mantap Menuju 16 Besar

Diketahui, tabloid Indonesia Barokah belakangan santer diperbincangkan. Tabloid ini berisi konten politis terkait Pilpres 2019. Berita utama atau headline di halaman depan tabloid, menyinggung peristiwa Reuni 212. Judulnya. “Reuni 212, Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik? Kemudian, di kolom liputan khusus ada berita berjudul “Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?” dengan karikatur Ratna Sarumpaet, Fadli Zon, Sandiaga Uno, dan Prabowo Subianto.

Hingga kemarin, ribuan eksemplar tabloid ini ditemukan di sejumlah masjid di daerah. Antara lain di Solo, Yogyakarta, Purwokerto, dan Karawang. Tiap masjid rata-rata mendapat kiriman tabloid sebanyak tiga eksemplar, yang dibungkus amplop coklat dengan alamat pengirim berada di Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat.

Sampai saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas terbitnya tabloid itu. Bahkan, alamat redaksi tabloid Indonesia Barokah di Jalan Haji Kerenkemi, Rawa Bacang, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi nyatanya fiktif. Tabloid itua kini sedang didalami oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Pers.

Sikap tegas JK ini disambut baik anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said. “Saya bersyukur, Bapak Jusuf Kalla menginstruksikan untuk membakar tabloid Indonesia Barokah. Itu pesan yang keras sekali,” kata Sudirman, seusai menghadiri Pembekalan dan Rakorkel Relawan Kota Semarang di Hotel Muria Semarang, Sabtu (26/1).

Baca juga : Sinar Mas Genjot Potensi Warga Setempat

Menurut Sudirman, tabloid ini merugikan Prabowo-Sandi. Baginya, ini adalah cara primitif yang sudah harus ditinggalkan dalam konstelasi politik di Indonesia. Sudirman juga menilai, peredaran Indonesia Barokah tersistematis dan membutuhkan biaya yang besar. “Kalau saya ditanya siapa yang bikin, pasti bukan kami. Siapa pun yang membuat, kami sangat menyayangkan. Di tengah-tengah pesan menjaga semangat persatuan, kok tega berbuat itu,” ujarnya.

Di sisi lain, Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menegaskan tabloid itu bukan bikinan pihaknya. Menurutnya, tabloid itu juga tak akan berdampak pada peningkatan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Ia justru mempersilakan pihak yang merasa dirugikan dengan tabloid ini, untuk memprosesnya secara hukum. Soal konten tabloid, menurut Ace, ia menilai Indonesia Barokah tidak berisikan hoaks maupun ujaran kebencian.

“Jadi kalau memang tidak mengandung unsur hoaks, kebencian, dan kebohongan. Jadi, kenapa harus takut dengan tabloid Indonesia Barokah ini. Terpenting, kita harus terus mengajak  masyarakat untuk lebih menghindari berita-berita hoaks,” jelas Ace seusai acara Perspektif Indonesia di Jakarta Pusat, Sabtu (26/1).

Ia justru mengungkit beredarnya buletin Kaffah di Jawa Barat. Ia mengatakan, buletin ini bermuatan kampanye hitam yang mengangkat artikel berjudul ‘Stop Mendukung Penguasa Gagal dan Ingkar Janji’.

Baca juga : Gawat, Indonesia Alami Darurat Matematika

Ace memaparkan, buletin Kaffah sejalan dengan selebaran ‘Say No Jokowi’ yang disertai tagar 2019 Ganti Presiden. Menurut dia, hal itu diangkat menggunakan dalil-dalil agama. Sehingga, Ace meminta, Bawaslu juga menindak tegas terhadap beredarnya buletin Kaffah. [BSH]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.