Dark/Light Mode

1.890 Orang Bertahan

WNI Yang Mau Pulang Wajib Patuh Prosedur Di China

Rabu, 12 Februari 2020 22:15 WIB
1.890 Orang Bertahan WNI Yang Mau Pulang Wajib Patuh Prosedur Di China

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) masih menyatakan 1.890 warga negara Indonesia (WNI) Di China yang belum kembali ke Indonesia.

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu, Judha Nugraha mengungkapkan seluruh WNI yang ingin keluar dari China wajib mengikuti prosedur kesehatan yang resmi ditentukan oleh pemerintahan China.

"Sebagaimana disampaikan data terakhir jumlah WNI yang ada di China itu hingga saat ini adalah 1.890 orang. Untuk kembali tentu harus mengikuti prosedur kesehatan disana," jelasnya, usai konferensi pers Penyaluran Bantuan Yayasan Enesis Indonesia untuk WNI dan Masyarakat China di Kantor Kemenlu, di Jakarta, Rabu (12/2).

Judha menjelaskan bahwa pemerintah China telah memperketat akses keluar masuk ke negaranya. Negeri Tirai Bambu ini melakukan karantina sampai di 15 kota yang ada di Provinsi Hubei.

Wuhan yang merupakan pusat virus Corona merupakan Ibu Kota dari Hubei. Jarak tempuh Dari Hubei ke Wuhan adalah 200 Km. Dia bilang saat ini masyarakat Indonesia tidak ada yang berada di Wuhan melainkan di Hubei.

Baca juga : Ini Daftar Barang Yang Tak Boleh Diimpor Dari China

"Mereka tinggal di luar wilayah karantina. Memang ada beberapa kota yang dilakukan pembatasan. Sebagian yang ada di luar karantina sudah kita pulangkan. Sekarang masih ada 1.890 orang," katanya.

Menurutnya, seluruh WNI yang berada di China memiliki hak untuk memilih pulang atau tetap disana. Tapi jika ingin pulang ada berbagai prosedur kesehatan yang harus dijalani.

"Mereka tidak dibatasi pergerakannya. Tapi jika mereka ingin pulang ada prosedur protokol kesehatan yang harus dilalui," terangnya.

Judha tidak menyebut detail prosedur tersebut. Namun dia menegaskan bahwa prosesnya sangat ketat. Sudah ada tiga WNI yang mau pulang tapi tidak jadi karena tidak lolos prosesnya.

"Jadi yang berada di Provinsi Hubei ada tujuh orang. Nah yang empat orang memilih tidak ikut pulang ke Indonesia karena alasan pribadi juga alasan pekerjaan," katanya.

Baca juga : Ini Pesan Perdamaian Wapres Ma`ruf Untuk Dubes Joseph Donovan

Sedangkan tiga orang adalah mahasiswa yang tidak ikut pulang. Dia bilang sebetulnya sudah dijemput tapi mereka harus menjalani all screening sebagai prosedur kesehatan disana.

"Mereka menjalankan all screening. Itu sebagai proses kesehatan untuk pulang. Nah, yang boleh keluar dari wilayah sana haruslah mereka yang sehat tiga orang itu tidak lolos karena suhu tubuhnya di atas 37,3 derajat Celcius," tegasnya.

Dengan demikian KBRI Beijing berkoordinasi dengan otoritas setempat dan pihak asrama universitas masing-masing untuk mengurus tiga orang tersebut. Kondisi mereka terus dipantau.

"Kini mereka dalam kondisi baik. Kami juga beri bantuan keuangan untuk kebutuhan sehari-hari mereka karena logistik di sana itu mahal ya," katanya.

"Kami berikan layanan konseling sebagai bantuan psikologis untuk teman berbicara termasuk dengan mereka dan komunikasi dengan keluarga," imbuhnya.

Baca juga : Orangutan Cola dan Giant Pulang, Setelah Diselundupkan ke Thailand

Kemenlu juga berpesan agar WNI ikuti langkah pencegahan. Dengan menjaga kebersihan seperti memakai masker dan menggunakan sanitizer Antis.

"Setelah itu menjaga stamina fisik dan menjaga psikis. Disini kita harus tetap tenang," tegasnya.

WNI juga dicegah untuk menghindari kerumunan atau keramaian massa. Sementara itu, perwakilan dari Yayasan Enesis Indonesia, Budiman Goh, yang juga menjabat sebagai Chief Operating Officer Enesis Group mengatakan, pihaknya menyalurkan bantuan berupa seribu karton Antis Hand Sanitezer, seribu masker dan seribu karton Adem Sari (Sensa Cools) untuk disalurkan kepada RRT dan WNI di sana.

"Kami dari yayasan enesis kami melihat, dari perusahaan ingin membantu, teman-teman yang terkena wabah corona di China. Mungkin tidak di Wuhan, karena di sana masih di isolasi. Kita sudah koordinasi dengan Kemenlu dimana saja yang akan kita bantu. Terutama untuk membantu pekerja Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut Budiman mengatakan, pihaknya beberapa waktu lalu juga telah memberikan bantuan pasca karantina di Natuna. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.