Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jadi Co-Host Bareng Kolombia dan UEA

Dalam Forum Budaya UNESCO, Indonesia Berbagi Pengalaman Soal Ekonomi Kreatif

Jumat, 14 Februari 2020 00:33 WIB
Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Profesor Surya Rosa Putra, saat berbicara dalam Forum Budaya UNESCO di Paris, Rabu (12/2). (Foto: KBRI Paris)
Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Profesor Surya Rosa Putra, saat berbicara dalam Forum Budaya UNESCO di Paris, Rabu (12/2). (Foto: KBRI Paris)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bersama Kolombia dan Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia menjadi tuan rumah bersama (co-host) kegiatan side event sidang 13th Intergovernmental Committee of the 2005 Convention on the Protection and Promotion of the Diversity of Cultural Expressions di Markas Besar UNESCO, Paris, Rabu (12/2).

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia membagi pengalaman dan kebijakan untuk mainstreaming ekonomi kreatif di tingkat nasional.

Berbicara di hadapan para undangan dan delegasi negara-negara anggota UNESCO, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Profesor Surya Rosa Putra mengatakan, Indonesia telah melakukan sejumlah langkah untuk mempromosikan isu ini serta menggalang kolaborasi antar-negara di level internasional.

Baca juga : Teken MoU Dengan Italia, Indonesia Genjot Pembangunan Sektor Pertanian

Inisiatif pertama adalah penyelenggaraan Forum World Conference on Creative Economy (WCCE) di Bali pada tahun 2018, yang dilanjutkan dengan forum Friends of Creative Economy (FCE) tahun 2019.

Forum WCCE tahun 2018 berhasil mengadopsi Bali Agenda for Creative Economy, yang antara lain meliputi pembiayaan dan capacity building untuk pengembangan ekonomi kreatif.

Inisiatif kedua Indonesia adalah proposal Resolusi PBB “International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021”, yang kemudian telah diadopsi pada tanggal 19 Desember 2019.

Baca juga : Di Lebanon, Indonesia Berbagi Pengalaman Menjaga Semangat Pluralisme

Resolusi ini berisi sejumlah langkah pengembangan ekonomi kreatif, dalam rangka mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Profesor Surya Rosa juga menyampaikan inspirasi dan panduan yang diperoleh dari Konvensi 2005 dalam proses penyusunan kebijakan, regulasi dan rencana pengembangan budaya nasional. Terutama, yang terkait ekonomi kreatif.

Bagi pemerintah Indonesia, pengembangan ekonomi kreatif sangat strategis karena berkontribusi bagi pembangunan ekonomi, peningkatan devisa, serta identitas dan nilai-nilai bangsa.

Baca juga : BNI Gelar Pesta Rakyat dan Bagikan Ribuan Kacamata Gratis di Kaltim

Ketiga negara co-host dinilai sebagai leader di tingkat global, dalam upaya mempromosikan ekonomi kreatif dan penerapan Konvensi 2005.

Sidang Sesi ke-13 ini dibuka oleh Ernesto Ottone, Deputi Dirjen UNESCO, dan berlangsung pada tanggal 11-14 Februari 2020 untuk membahas rencana kerja periode 2020-2021. Termasuk, monitoring kebijakan dan kegiatan-kegiatan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.