Dark/Light Mode

Di Lebanon, Indonesia Berbagi Pengalaman Menjaga Semangat Pluralisme

Rabu, 16 Oktober 2019 10:27 WIB
Dubes RI Beirut Hajriyanto Y Thohari dalam seminar bertema Menjaga Semangat Pluralisme : Pengalaman Indonesia dan Lebanon, di Auditorium Fakultas Kesenian, Lebanese University, Selasa (15/10). (Foto KBRI Beirut)
Dubes RI Beirut Hajriyanto Y Thohari dalam seminar bertema Menjaga Semangat Pluralisme : Pengalaman Indonesia dan Lebanon, di Auditorium Fakultas Kesenian, Lebanese University, Selasa (15/10). (Foto KBRI Beirut)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon, berbagi pengalaman terkait menjaga semangat pluralisme di Tanah Air, kepada warga Lebanon.

Dalam sambutannya, Dubes RI Beirut Hajriyanto Y Thohari menyampaikan, kelompok, etnis, agama dan kebudayaan, Indonesia menjadi salah satu dari deretan bangsa-bangsa yang paling plural di dunia. Keberagaman tersebut dikemas dalam sebuah semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya adalah satu kesatuan.

“Keberagaman ini tidak hanya menuntut masyarakat Indonesia yang beragama untuk dapat mengakui dan menghormati kemajemukan tersebut, tetapi juga harus ikut terlibat dalam upaya memahami perbedaan dan serta mencari persamaan guna tercapainya kerukunan dalam bingkai kebhinekaan,” kelas Dubes Hajriyanto dalam keterangan yang diterima RMco.id.

Hajriyanto melanjutkan Islam sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia, sangat memberikan ruang bagi pemeluknya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

Baca juga : Selain Kentang, Modoinding Juga Bakal jadi Kawasan Bawang Putih

KBRI Beirut bersama Lebanese University (LU) menggelar seminar bertema 'Menjaga Semangat Pluralisme : Pengalaman Indonesia dan Lebanon', di Auditorium Fakultas Kesenian, Lebanese University, Selasa (15/10/2019). Seminar menghadirkan tokoh dan cendekiawan terkenal Indonesia yaitu Prof Dr Din Syamsuddin dan Prof Dr Franz Magnis Suseno. Sedangkan dari Lebanon, hadir sebagai pembicara Dosen Fakultas Sastra Lebanese University, Dr Marwan Abi Fadil.

Seminar yang dihadiri ratusan peserta ini, juga mendapat perhatian dari tokoh-tokoh agama, cendekiawan, pengamat islam maupun kristen, kalangan akademisi, peneliti dan mahasiswa, serta perwakilan dari Kedutaan asing yang berada di Lebanon.

Prof Magnis Suseno dalam paparannya menyampaikan, agama harus menjadi rahmat bagi kita semua. Agama harus membuktikan, mereka adalah rahmat dan bukan kutukan.  Agama harus dialami sebagai kekuatan untuk kebaikan, sebagai sumber pengampunan. Agama harus membuat kita saling menghormati.

“Teror atas nama agama adalah pengkhianatan agama tersebut. Agama yang mengancam dan menanamkan rasa takut adalah palsu, bahkan suatu kekejian di hadapan Tuhan. Mari kita buktikan kepada dunia bahwa agama adalah rahmat," katanya.

Baca juga : Kursus Bahasa Indonesia di KBRI Paris Diminati Para Pegawai dan Manajer

Sementara itu, Prof Din Syamsuddin mengatakan, peran agama di Indonesia tidak hanya dalam memperkuat demokrasi, tetapi juga dalam aksi kemanusiaan.

Sebagai pengalaman Muhammadiyah, organisasi Muslim tertua dan terbesar di Indonesia.  Berdasarkan kesamaan dan berbagi tanggung jawab, Muhammadiyah telah mengembangkan kemitraan dan kerja sama dengan organisasi keagamaan lainnya.

“Lima belas tahun yang lalu, kami membentuk Forum Kemanusiaan Indonesia sebagai perwujudan tanggung jawab kolektif yang terdiri dari organisasi kemanusiaan dari berbagai agama,” terangnya.

Pokok pembicaraan tokoh-tokoh Indonesia tersebut didukung pernyataan Dr Marwan Abi Fadel, dosen senior di Lebanese University. Ia memaparka  pluralisme dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat Lebanon. Rektor Lebanese University, Prof Fouad Ayoub juga menyambut dengan antusias kegiatan seminar ini.

Baca juga : Dua SPBU Jadi Kado Indah Ulang Tahun Latif dan Warga Lembata

Menurutnya kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa pada khususnya dan masyarakat Lebanon pada umumnya. Salah seorang perserta menyampaikan aspirasinya mengenai plurarisme. Dia menyoroti bahwa orang Lebanon juga dapat menjadi contoh dalam praktek plurarisme, begitu juga sebaliknya.

Pelaksana Fungsi Pensosbud, Basyiruddin A. Hidayat menyatakan, kegiatan seperti ini akan terus dilakukan guna memberikan pengetahuan tentang Indonesia kepada masyarakat Lebanon. 

Di akhir acara, KBRI Beirut menyuguhkan makanan khas Indonesia berupa Risoles dan Onde-onde yang mendapatkan sambutan antusias dari para peserta seminar. Makanan Indonesia favorit dikalangan orang Lebanon. Habis dalam waktu singkat. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.