Dark/Light Mode

Garap Proyek Senegal, Indonesia Diminta Presiden Guinea Bangun 500 Ribu Unit Rumah

Rabu, 19 Februari 2020 16:22 WIB
Dubes Indonesia Mansyur Pangeran (kedua kiri) dan Presiden Alpha Conde (kedua kanan) menindaklanjuti kerja sama kedua negara usai pertemuan Presiden Alpha Conde dengan Presiden Joko Widodo. (Foto KBRI Dakar)
Dubes Indonesia Mansyur Pangeran (kedua kiri) dan Presiden Alpha Conde (kedua kanan) menindaklanjuti kerja sama kedua negara usai pertemuan Presiden Alpha Conde dengan Presiden Joko Widodo. (Foto KBRI Dakar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah investasi Indonesia di Senegal sukses, Guinea meminta Indonesia membangun 500.000 unit rumah program social housing.

Demikian disampaikan Mansyur Pangeran, Duta Besar RI untuk Senegal merangkap Gambia, Guinea, Guinea-Bissau, Mali, Pantai Gading, Sierra Leone, dan Tanjung Verde. Mansyur Pangeran menjelaskan, saat ini tengah berjalan pembangunan gedung tertinggi di Afrika, Proyek Tour deGorre oleh PT. WIKA dengan pendanaan dari Bank Exim senilai 250 juta dolar, dan rencana pembangunan 5.000 social housing di Abidjan senilai 200 juta dolar.

"Giliran Guinea meminta Indonesia berinvestasi dengan membangun sebanyak lima ratus ribu unit social housing di Gunea," keterangan pers Dubes Mansyur Pangeran.

Keinginan tersebut tercetus dalam pertemuan Dubes Mansyur Pangeran dengan Presiden Alpha Conde akhir 2019 tentang berbagai peluang investasi Indonesia di Guinea. Alpha Conde telah menunjuk Menteri Investment and Public Sector Partnership Guinea, Gabriel Curtis sebagai vocal point untuk kerja sama dengan Indonesia.

Baca juga : Gemerlap Budaya Indonesia Di Balttour 2020 Latvia

Menurut Mansyur Pangeran, Alpha Conde mengharapkan kerja sama nyata dengan Indonesia secepatnya dapat diwujudkan. Yaitu mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Guinea sebagai kunjungan balasan ketika Presiden Alpha Conde berkunjung ke Jakarta pada 2016.

Alpha Conde juga ingin dibuat team kerja untuk implemetasi kerja sama konkret dengan Indonesia. Dan menawarkan Indonesia berinvestasi di Colona City yang di-design menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan Guinea pada 2040.

Selain itu, kehadiran Indonesia ditunggu di bidang relokasi industri tekstil sekaligus investasi di bidang pertanian dan perkebunan serta meminta ahli pertanian Indonesia untuk mengembangkan perkebunan kapas (cotton) dan singkong organikmenggunakan teknologi Indonesia. Pendanaan pertanian dan perkebunan di Guinea didukung World Bank.

Di bidang pertambangan, Guinea menyilakan Indonesia memilih investasi yang menjadi prioritas Indonesia. Guinea memiliki cadangan bouksit kualitas tinggi terbesar di dunia sebesar 40 miliar ton, iron ore kualitas tinggi seberas 1,8 miliar ton, emas sekitar 800 juta ton, diamond lebih dari 1 juta ton, uranium, nikel, phospat dan mineral lain dalam jumlah yang sangat besar.

Baca juga : Kemendagri Dorong Inovasi dan Fasilitasi Pengembangan Perpustakaan di Daerah

Selain itu, Alpha Conde mengharapkan Indonesia membuka kembali Kedutaan Besarnya di Conakry setelah ditutup tahun 1973.

Tak hanya itu, Guinea mengundang team Indonesia untuk berkunjung (dan sebaliknya) untuk membahas rencana kerja sama konkret yang komprehensif. Presiden secara khusus akan menerima langsung team lengkap Indonesia, bahkan akan mengawal rencana kerja sama konkret terbebut menjadi kenyataan.

Menteri Investment and Public Sector Partnership Guinea, Gabriel Curtis secara resmi telah menyampaikan potensi kerja sama dan investasi di berbagai bidang kepada Indonesia yaitu: investasi di sektor pertambangan senilai lebih dari 4 miliar 164 juta dolar.

Investasi infrastruktur senilai 2 miliar 111 juta dolar dan, bidang pertanian serta perikanan plus livestock farming senilai senilai 82 Juta dolar. Investasi bidang energi senilai 910 juta dolar dan keknologi informasi telekomunikasi senilai 164 juta dolar. 

Baca juga : Teken MoU Dengan Italia, Indonesia Genjot Pembangunan Sektor Pertanian

Menurut Mansyur Pangeran, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui bahwa Guinea adalah salah negara yang memiliki sumber mineral terbesar di Afrika barat dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

"Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk masuk ke Guinea, apalagi Presiden Alpha Conde langsung yang meminta Indonesia berkontribusi dalam berbagai proyek pembangunan dan investasi di Guinea," pungkasnya.

Mansyur Pangeran menekankan, hal tersebut sejalan dengan arahan Jokowi pada Rapat Koordinasi Kepala Perwakilan RI di Jakarta pada 7-11 Januari 2020. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.