Dark/Light Mode

Trump Ingin Beli Vaksin Corona Hanya Untuk AS, Jerman Menolak

Senin, 16 Maret 2020 21:23 WIB
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas. (Foto deutschland.de)
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas. (Foto deutschland.de)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Jerman menegaskan tidak akan menjual hasil penelitian vaksin virus corona Covid-19 ke pihak-pihak tertentu. Pernyataan itu menyusul adanya laporan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menawarkan satu miliar dolar untuk membelinya.

Laporan itu merupakan pemberitaan Surat kabar Die Welt. Disebutkan, Trump ingin mengamankan penelitian vaksin "hanya untuk Amerika Serikat". Penelitian dilakukan perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac.

Kabar itu juga membuat emosi para pejabat Negeri Bavaria itu. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas memastikan penelitian tersebut tidak untuk diperjualbelikan. "Peneliti Jerman memainkan peran utama dalam pengembangan obat dan vaksin dan kami tidak bisa membiarkan orang lain mendapatkan hasil eksklusif," kata Heiko Maas, dilansir dari AFP, Senin (16/3).

Hal senada disampaikan Menteri Ekonomi Peter Altmaier: "Jerman tidak untuk dijual." Begitu juga pendapat anggota parlemen konservatif di komite kesehatan parlemen Jerman, Erwin Rueddel.

Baca juga : Bos WHO Tidak Remehkan Jokowi

"Kerja sama internasional penting sekarang, bukan kepentingan nasional."

Terpisah, Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer meminta pengadilan untuk mengkonfirmasi penawaran Trump tersebut ke perusahaan.

“Saya hanya bisa mengatakan telah mendengar beberapa kali masalah ini, kami akan membahasnya di komite krisis besok,” ujarnya.

Selain itu, seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP, bahwa laporan itu dimainkan terlalu liar. Menurutnya, Pemerintah AS sudah berbicara dengan lebih dari 25 perusahaan yang mengklaim dapat membantu dengan vaksin.

Baca juga : Pemain Jerman Ini Dipuji Klubnya

"Sebagian besar perusahaan ini telah menerima dana awal dari investor AS," ujarnya, seraya membantah bahwa AS hanya ingin vaksin untuk dirinya sendiri.

"Kami akan terus berbicara dengan perusahaan manapun yang mengklaim dapat membantu, dan solusi apa pun yang ditemukan akan dibagikan kepada dunia."

Sedangkan CureVac tidak mengomentari spekulasi dan menolak tuduhan tentang penawaran untuk akuisisi perusahaan atau teknologinya. CureVac merupakan perusahaan biotek didirikan pada tahun 2000, berpusat di negara bagian Thuringia Jerman dan memiliki situs lain di Frankfurt dan Boston, AS.

Perusahaan ini memasarkan dirinya sebagai spesialisasi dalam "pengembangan perawatan terhadap kanker, terapi berbasis antibodi, pengobatan penyakit langka dan vaksin profilaksis". Laboratorium tersebut saat ini bekerja bersama-sama dengan Institut Paul-Ehrlich, yang terkait dengan kementerian kesehatan Jerman.

Baca juga : 2 WNI yang Dirawat di Jepang Terkait Corona Dinyatakan Sembuh

Secara global, dilansir https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries, 174.818 orang positif Covid-19 di 162 negara dan 1 kapal pesiar internasional Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang. Sedangkan korban meninggal 6,686, dan yang sembuh 77. 861.

Untuk kasus di Jerman, 6.612 positif, 13 tewas, sembuh 58 sehingga kasus aktif 6.541, serta dua kritis. Jerman merupakan negara keenam terbanyak korban Covid-19. Sedangkan AS, merupakan negara kedelapan terbanyak korbannya. Yakni positif 3.814 orang, meninggal 70, Sembuh 73. Untuk yang kritis 12 orang. Kasus aktif 3.672. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.