Dark/Light Mode

Didominasi Lansia, Angka Kematian di Italia Bertambah 627 Dalam Sehari

Sabtu, 21 Maret 2020 06:43 WIB
Foto: Getty Images
Foto: Getty Images

RM.id  Rakyat Merdeka - Jumlah kasus kematian akibat wabah Covid-19 di Italia naik 18,4 persen atau 627 angka menjadi 4.032, pada Jumat (20/3).

Ini adalah angka kasus kematian tertinggi yang dicatat Italia, sejak wabah Covid-19 berjangkit di negara di kawasan Mediterania itu pada bulan lalu.

Bahkan, pada Kamis (19/3) lalu, Italia mengambil alih posisi China sebagai negara yang paling banyak membukukan kasus kematian akibat Covid-19.

Seperti dilaporkan Reuters pada Sabtu (21/3), Agen Perlindungan Sipil Italia (CPA) melaporkan, jumlah kasus positif Corona melonjak 14,6 persen dari 41.035 menjadi 47.021.

Baca juga : Antisipasi Corona, Persija Hentikan Kompetisi Sepak Bola Selama Seminggu

Dalam analisis terlengkap mengenai wabah Corona yang belum dipublikasikan, Institut Kesehatan Nasional Italia (ISS) mengatakan, usia rata-rata warga Negeri Pizza yang meninggal dunia akibat Covid-19 adalah 78,5 tahun. Korban termuda berusia 31 tahun, dan yang tertua 103 tahun. Sedangkan usia rata-rata korban, 80 tahun.

Sebanyak 41 persen korban jiwa, ada di rentang usia 80-89 tahun. Sedangkan kelompok usia 70-79 tahun, totalnya 35 persen.

Italia tercatat sebagai negara terdampak Covid-19 di dunia dengan 23 persen populasi lansia berusia di atas 65 tahun.

Para ahli kesehatan berpendapat, data demografi ini mendukung fakta, mengapa angka kematian di Italia tertinggi dibanding negara-negara lain di dunia.

Baca juga : Kecilin App, Aplikasi Penghemat Kuota Internet Pertama di Dunia

Laporan ISS menyebut, kasus kematian tersebut didominasi oleh kaum pria sebanyak 70.6 persen. Sedangkan wanita, 29.4 persen. Rata-rata usia kaum Adam yang meninggal dunia akibat Covid-19 adalah 79 tahun. Sedangkan kaum Hawa, 82 tahun. Sementara rata-rata usia pasien positif Covid-19 ada di kisaran 63 tahun.

Analisis yang lebih dalam terhadap angka kematian di Italia menunjukkan, hampir 99 persen dari 481 korban jiwa telah memiliki satu atau lebih kondisi medis yang cukup serius, sebelum tertular virus.

Sekitar 48,6 persen memiliki tiga atau lebih patologi sebelumnya. Sebanyak 73,8 persen menderita tekanan darah tinggi, 34 persen menderita diabetes, dan 30,1 persen menderita penyakit jantung.

Saat dirawat di rumah sakit, 76 persen mengalami demam, 73 persen kesulitan bernapas, 40 persen batuk dan 8 persen diare.

Baca juga : Kementan Pastikan Kasus Kematian Babi di NTT Sudah Tertangani

Waktu rata-rata antara timbulnya gejala pertama dan kematian berikutnya adalah delapan hari, dengan waktu rata-rata dihabiskan di rumah sakit hanya empat hari.

Dari 3.200 kematian yang ditinjau dalam survei, hanya ada sembilan kasus yang berusia kurang dari 40, dan didominasi pria. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.