Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Iran menjadi salah satu negara dengan wabah Covid-19 terbanyak di dunia setelah China dan Italia. Iran mengaku penanggulangan penyebaran penyakit berjalan baik. Namun, sanksi ekonomi yang dikeluarkan Amerika Serikat membuat Negeri Mullah ini kesulitan mendapat bantuan internasional. Padahal, bantuan internasional ini bisa mempermudah Iran dalam menekan penyebaran Covid-19 lebih efektif lagi.
"Teror ekonomi AS telah menghambat usaha menjadikan Iran sebagai negara yang membutuhkan bantuan internasional," bunyi pernyataan resmi Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Senin (23/3).
"Saat ini sanksi sepihak dan ilegal AS kepada kami adalah ancaman bagi kesehatan internasional," lanjut pernyataan itu.
"Rakyat dan pemerintah Iran terus bekerja keras untuk memerangi Covid-19, tetapi sanksi AS menghambat upaya mereka."
Baca juga : Tekan Penyebaran Covid-19, Bank DKI Kurangi Operasional Kantor Layanan
Teheran mengatakan sanksi dan tekanan AS kepada mereka telah membuat pendapatan dari sektor industri minyak menurun. Ini menyebabkan biaya penanggulangan Covid-19 dari Sars-CoV-2, keluarga virus corona, menjadi semakin tinggi.
Selain itu, Iran juga menuding AS telah menakut-nakuti berbagai negara dan perusahaan di dunia untuk tidak menjual obat-obatan dan fasilitas medis kepada mereka. Mengambil saran dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menyatakan perang terhadap Covid-19 dengan meningkatkan bekerja sama antarnegara, maka Iran meminta AS untuk mencabut sanksi ekonomi.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam surat kepada Sekretaris Jenderal PBB 12 Maret kemarin, menyampaikan pentingnya mencabut sanksi sepihak AS terhadap Iran.
"Meskipun Iran memiliki kemampuan ilmiah untuk memerangi Covid-19, tapi sanksi dan prasyarat AS untuk mencegah penjualan obat-obatan dan peralatan medis menyebabkan upaya memerangi virus korona di Iran menghadapi kendala yang sangat serius," kata Zarif dalam suratnya.
Baca juga : Terinfeksi Covid-19, Besan Ayatollah Ali Khamenei Meninggal Dunia
Karenanya, Iran berharap komunitas internasional tidak berdiam diri dan membiarkan AS melanjutkan sanksi ekonomi yang dianggap mereka sebagai tindakan terorisme. "Iran percaya bahwa mengalahkan Covid-19 adalah tanggung jawab internasional.
Kini, tiba waktunya bagi komunitas internasional untuk menghadapi sikap arogansi anti-hukum dan anti-kemanusiaan AS, dan tidak membiarkan sanksi kejam AS terhadap Iran memengaruhi upaya menghadapi virus mematikan ini," bunyi pernyataan pers itu lagi mengutip Javad Zarif.
Disebutkan pula, baru-baru ini AS menjatuhkan sanksi baru kepada lima perusahaan dan lima individu yang bergerak dalam industri nuklir. "AS harus berhenti memolitisasi upaya kemanusiaan dan mencabut sanksi terhadap Iran," pernyataan itu lagi.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani, dalam suratnya kepada sejumlah kepala negara di dunia, juga telah menegaskan "pengelolaan krisis Covid-19 tidak mudah dilakukan oleh negara mana pun secara sendiri."
Baca juga : Positif Covid-19 Tapi Keluyuran, Bintang NBA Dikecam
"Mematuhi sanksi tak berdasar AS terhadap Iran bukan saja ilegal dan bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2231, tetapi juga tidak etis dan tidak manusiawi," kata Rouhani dikutip dari pernyataan yang sama.
Sementara itu, Iran berterima kasih kepada negara-negara yang sudah mengirim paket bantuan untuk melawan wabah Covid-19. Pemerintah dan rakyat Iran tidak akan pernah melupakan sahabat pada kondisi sulit seperti ini.
Per Senin 23 Maret 2020, jumlah warga Iran yang terjangkit virus korona mencapai 21.638 kasus. Sebanyak 7.913 orang di antaranya telah sembuh dan 1.685 meninggal dunia. Iran berharap negara-negara di dunia dapat menyesuaikan tindakan mereka di bidang perdagangan, kesehatan dan protokol internasional sesuai dengan imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya