Dark/Light Mode

Soal Taraweh di Rumah

Saudi Senada dengan MUI

Selasa, 14 April 2020 10:29 WIB
Suasana Kabah di saat pandemi Corona. (Foto: Istimewa)
Suasana Kabah di saat pandemi Corona. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Karena corona, aktivitas Ramadhan di Arab Saudi dipastikan sama seperti di sini. Di sini, Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU dan Muhammadiyah sudah sepakat menganjurkan umat Islam melaksana kan taraweh di rumah. Tidak ada bukber juga. Nah, di Saudi juga begitu. Tahun ini, tak ada taraweh berjamaah di masjid.

Perintah ini disampaikan Menteri urusan Keislaman, Abdul Latif Al Sheikh seperti yang dikutip dari koran Al Riyadh, Minggu (12/3). Al Sheikh mengatakan, tarawih saat Ramadan hanya dilakukan di rumah selama larangan salat berjemaah di masjid, masih berlaku. Termasuk pelarangan itikaf dan pesantren kilat di masjid.

Menurutnya, penangguhan salat berjemaah lima waktu di masjid lebih penting daripada penangguhan salat taraweh. “Kami memohon kepada Allah untuk menerima ibadah taraweh kita. Baik dilakukan di masjid atau di rumah karena itu yang terbaik bagi kesehatan masyarakat,” kata Al-Sheikh.

Baca juga : Deal, Pemain dan Staf Klub Italia Sepakat Potong Gaji

Sejak pertengahan bulan lalu, Pemerintah Saudi melarang warganya salat Jumat dan salat berjamaah di masjid selain dua tempat suci, yakni Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Pemerintah Saudi meminta warganya salat di rumah daripada di masjid.

Selain mengumumkan soal tarawih, Al-Sheikh juga mengimbau terkait pembatasan salat jenazah. jamaah salat jenazah hanya boleh dilangsungkan 5-6 orang dari keluarga duka, dan hanya dilakukan di pemakaman. anggota keluarga lainnya bisa salat gaib di rumah.

“Ini adalah tindakan pencegahan sejalan dengan larangan berkumpul. Sehingga doa pemakaman yang dilakukan di pemakaman tidak boleh melebihi lima hingga enam kerabat almarhum. Sisanya bisa berdoa di rumah,” ucapnya.

Baca juga : Menag Minta Tarawih di Rumah Aja, Shalat Ied Setop Dulu

Berdasarkan data Worldometers pada Minggu (12/4), ada 4.462 kasus Covid-19 di Saudi. 59 orang wafat, 761 orang sembuh. Pemerintah Saudi telah mengambil langkah ketat untuk mencegah penyebaran corona. Termasuk meniadakan penerbangan masuk dan keluar, menutup Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, menangguhkan umrah, dan memberlakukan jam malam hingga waktu yang tak ditentukan. Warga Saudi dilarang keluar rumah. Masjid-masjid di Saudi juga telah tutup pintu, azan berkumandang dengan lafaz agar jamaah diganti.

Masjidil Haram hingga saat ini masih ditutup untuk publik. Padahal saat Ramadan nanti, umat muslim dari seluruh dunia berdatangan ke Makkah untuk umrah atau iktikaf di Masjidil Haram. Pemerintah Saudi juga membentuk komite Ilmu Syariah tentang Pandemi Covid-19.

Al- Sheikh menegaskan, pembentukan ini dikeluarkan kerajaan agar mengarahkan kepada semua otoritas pemerintah dan kementerian untuk melaksanakan segala sesuatu yang bermanfaat, demi melawan dan memberantas pandemi corona dari muka bumi.

Baca juga : Dukung Siswa Belajar di Rumah, Samsung Hadirkan Fitur Mode di Galaxy M31

Sementara itu, pemerintah Saudi memfasilitasi hotel mewah untuk meng karantina pasien positif corona. Beruntungnya tak hanya pasien positif corona, diberitakan AFP, Senin (13/4), orang yang melakukan kontak dengan penderita corona, atau warga Saudi yang baru pulang dari negara lain juga mendapatkan fasilitas yang sama.

Saudi jor-joran mengeluarkan dana hingga puluhan miliar rupiah untuk menyewa kamar hotel dengan fasilitas lengkap. Salah satunya adalah hotel bintang empat di Riyadh yang disewa pemerintah Saudi senilai 4 juta riyal atau Rp16 miliar. Hotel lainnya bahkan disewa hingga 6 juta riyal atau lebih dari Rp 25 miliar. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.