Dark/Light Mode

Ngarep Bakal Sukses Seperti Korea Selatan

Sri Lanka Nekat Gelar Pemilu Saat Pandemi

Rabu, 17 Juni 2020 06:26 WIB
Warga dan petugas antusias menjalani latihan pemilu dengan protokol kesehatan.(Foto Pars Today)
Warga dan petugas antusias menjalani latihan pemilu dengan protokol kesehatan.(Foto Pars Today)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sri Lanka tengah bersiap menggelar pemilu legislatif. Tadinya, pemilu akan digelar 25 April. Namun ditunda ke 5 Agustus akibat wabah Covid-19. Sri Lanka berharap, bisa meniru sukses Korea Selatan yang menggelar pemilu di tengah pandemi corona.

Untuk itu, pada Minggu (14/5), Sri Lanka menggelar ujicoba pencoblosan. Ujicoba ini menitikberatkan pada penerapan langkah- langkah pencegahan seperti jaga jarak sejauh satu meter, hingga penggunaan masker.

“Kami sangat senang melihat bahwa semua orang sukarela ambil bagian dalam latihan ini menggunakan masker,” ujar Ketua Komisi Pemilihan Mahinda Deshapriya.

“Kami juga telah memastikan bahwa pemilih akan berdiri satu meter terpisah ketika mereka mengantre,” sambungnya.

Baca juga : Di Global Forum, Siti Bicara Pelindungan Hutan Saat Pandemi

Pemilih juga diwajibkan membawa pena atau pensil yang digunakan untuk menandai kertas suara, masing-masing dari rumah, guna menekan risiko penularan Covid-19 di tempat pemungutan suara.

Selain itu, para panitia akan memakai pelindung wajah selama proses pemungutan suara. Setiap pemilih akan disemprot disinfektan saat memasuki lokasi pemilihan.

Ujicoba yang dilakukan di empat dari total 22 TPS ini dirancang untuk membuat pemilih terbiasa dengan sistem baru. Sekaligus melihat berapa lama waktu tambahan yang diperlukan dalam proses pemungutan suara.

Seperti diketahui, 15 April lalu, Korea Selatan sukses menggelar pemilu. Jumlah warga yang berpartisipasi bahkan jauh lebih besar dari yang diperkirakan, meski wabah corona mengancam. Hasilnya, Partai Demokrat sebagai partai berkuasa berhasil menang dengan merebut 180 kursi.

Baca juga : UMKM Mesti Inovatif Tangkap Peluang Digitalisasi Saat Pandemi

Maret lalu, Sri Lanka memberlakukan pembatasan ketat demi menekan penyebaran Covid-19. Seperti pemberlakuan jam malam secara nasional dan melarang pertemuan. Kemudian dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan beberapa pembatasan. Namun, jam malam tetap diberlakukan.

Berdasarkan data Worldometers, Senin (15/6), total infeksi virus corona di Sri Lanka sebanyak 1.889 kasus dengan 11 kematian. Adapun 1.342 di antaranya telah pulih.

Negara Tunda Pemilu 

Tak hanya Sri Lanka yang menunda pemilu. Lebih dari 20 negara yang telah memutuskan penundaan pemilu sebagai dampak dari Covid-19. Yang meliputi pemilu lokal, pemilu legislatif hingga referendum.

Baca juga : IndiHome Bagikan 3.000 Paket Sembako Senilai Rp537 Juta Saat Pandemi

Pemilihan lokal di Inggris Raya semula dijadwalkan pada minggu pertama Mei 2020, pindah ke Mei 2021. Sedangkan di Austria, pemilihan wali kota di Vorarlberg, awalnya dijadwalkan pada 15 Maret 2020.

Di Amerika Serikat, pemilihan awal juga mengalami penundaan. Begitu juga di Afrika Selatan, semua kegiatan pemilu dan pendaftaran pemilih awalnya direncanakan untuk Maret-Mei 2020. Ada juga penundaan di pemilihan lokal Prancis dan Peru.

Di Iran, putaran kedua pemilihan parlemen awalnya dijadwalkan pada 17 April, pindah ke 11 September 2020. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.