Dark/Light Mode

Terhenti Akibat Covid-19

Salak Pondoh Kembali Eksis di Kamboja

Sabtu, 27 Juni 2020 06:51 WIB
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menerima buah tangan berupa sekantong salak. (Foto KBRI Phnom Penh)
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menerima buah tangan berupa sekantong salak. (Foto KBRI Phnom Penh)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 menyebabkan Salak Indonesia sempat berhenti beredar di Kamboja selama kurang lebih tiga bulan karena terbatasnya maskapai penerbangan.

Namun demikian, sejak pertengahan Juni 2020, buah primadona kalangan kelas menengah ke atas Kamboja ini, dapat kembali eksis. Ekspor salak kembali berjalan.

Pada 12 Juni 2020, Salak KAK Trading Co., Ltd, sebagai salah satu importir salak Indonesia di Kamboja berhasil mengirimkan lima ton salak dari Indonesia dengan menggunakan pesawat kargo khusus. Pada 25 Juni 2020, rencananya akan ada pengiriman kembali dengan jumlah yang sama.

Baca juga : Demi Basmi Covid-19, China Musnahkan 900 Tikus Bambu

“Kami sangat bersyukur dan mengharapkan agar situasi segera membaik dan pengiriman salak dari Indonesia ke Kamboja seterusnya dapat berjalan lancar,” ungkap Managing Director Salak KAK, Touch Phakdey.

Di Kamboja, salak Indonesia diminati bukan hanya karena rasanya yang enak, manis serta kaya zat besi dan serat. Buah tropis ini juga memiliki nilai tambah dapat dijadikan buah tangan.

"KBRI juga kerap kali menjalankan ‘diplomasi salak’ dalam berbagai kesempatan,” kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng.

Baca juga : Update Covid-19: 10 Provinsi Aman Dari Kasus Baru

Pada periode Januari hingga pertengahan Maret 2020, ekspor salak pondoh dari Indonesia ke Kamboja tercatat sejumlah 90 ton. Sementara itu, pada tahun 2019, total salak yang dijual di Kamboja mencapai 680 ton, di mana 480 ton berasal dari Indonesia.

Salak tersebut didistribusikan di supermarket, minimarket bahkan di pasar-pasar tradisional yang berada di Phnom Penh dan beberapa wilayah lain seperti Banteay Meanchey, Preah Vihear, Kampong Cham, Svay Rieng, Kampot, Kampong Som, Kampong Chhnang, dan Battambang.

Selain salak, buah segar lain yang berpotensi untuk masuk pasar Kamboja antara lain adalah jeruk dan manggis. Buah dengan kandungan vitamin yang tinggi tersebut, juga sering digunakan untuk persembahan pada upacara keagamaan di Kamboja, sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha.

Baca juga : Australia Sebut Indonesia Tetangga dan Mitra Jangka Panjang

“KBRI terus berupaya memperkenalkan berbagai produk potensial Indonesia yang dibutuhkan di pasar Kamboja. Hal ini antara lain dilakukan dengan melibatkan pengusaha Indonesia atau distributor produk Indonesia di Kamboja pada berbagai kegiatan promosi perdagangan seperti pameran dagang baik, yang diselenggarakan KBRI, maupun pemerintah setempat.

Upaya ini juga dilaksanakan bersama-sama dengan anggota Indonesia-Cambodia Business Club (ICBC), suatu wadah untuk bertukar informasi bagi komunitas bisnis Indonesia-Kamboja,” lanjut tutup Sudirman. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.