Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Inggris Terus Siapkan Senjata Lawan Corona

Vaksin Imperial College Perluas Uji Klinis

Rabu, 29 Juli 2020 09:04 WIB
Ketua Pengembangan  Vaksin  Covid-19  di  Imperial  College London, Prof  Robin  Shattock (Foto: imperial.ac.uk)
Ketua Pengembangan Vaksin Covid-19 di Imperial College London, Prof Robin Shattock (Foto: imperial.ac.uk)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai upaya memerangi wabah Covid-19, Inggris menyatakan menginvestasikan Rp 1,87 triliun untuk pusat penghasil vaksin terbaru di negerinya. Demikian pernyataan resmi dari Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.

Sementara uji coba vaksin Covid-19 dilakukan oleh salah satu universitas terkemuka di Inggris, Imperial College London, yang telah menerima pendanaan sebesar Rp 747 miliar dari pemerintah Inggris. Selanjutnya, uji coba ini akan memperluas lokasi uji coba manusia ke wilayah-wilayah lain di seluruh Inggris.

Sebelumnya, studi pra klinis pada tikus menunjukkan, vaksin tersebut dapat menghasilkan antibodi yang sangat spesifik terhadap SARS-CoV-2, yang mampu menetralkan virus.

Mulai minggu depan, vaksin terobosan ini, yang telah menerima pendanaan lebih dari 40 juta Poundsterling Inggris (Rp 747 miliar) dari Pemerintah Inggris dan 5 juta Poundsterling Inggris (Rp 93 miliar) dari sumbangan filantropi, akan diujicobakan di enam pusat (studi) tambahan, kepada lebih dari 200 orang. Yakni Rumah Sakit Chelsea dan Westminster NHS Foundation Trust, Imperial College Healthcare NHS Trust, Rumah Sakit Universitas St George NHS Foundation Trust, University College London NHS Foundation Trust, Universitas Surrey dan Rumah Sakit Universitas Southampton NHS Foundation Trust.

Baca juga : Desember Nanti, Jutaan Dosis Vaksin Bakal Diproduksi

Para partisipan dengan rentang usia 18-75 tahun akan menerima dua imunisasi dalam waktu empat minggu. Bakal vaksin ini juga telah diujicobakan kepada 92 sukarelawan, menggunakan metode unik RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat yang dapat memperkuat diri.

Vaksin Imperial College ini didasarkan pada pendekatan baru yang menggunakan untaian kode genetik sintetis (disebut RNA), dari bahan genetik virus. Setelah disuntikkan ke dalam otot, untaian RNA akan memperbanyak diri (melalui proses duplikasi diri) dan menginstruksikan sel-sel tubuh untuk membuat salinan protein runcing yang ditemukan di bagian luar virus.

Lapisan ini akan melatih sistem kekebalan tubuh untuk merespons virus Corona. Sehingga tubuh dapat dengan mudah mengenali dan mempertahankan diri terhadap virus Covid-19 di masa depan.

Jika percobaan ini berhasil, vaksin Imperial College ini dapat memberikan dosis efektif dari volume yang relatif rendah. Sehingga cocok untuk diproduksi secara masif dengan biaya yang relatif rendah.

Baca juga : Inggris Terus Siapkan Senjata Lawan Corona

Terkait hal ini, Kepala Bagian Klinis di Pusat Studi COVAC1, Imperial College menyatakan, uji coba ini telah berjalan dengan baik. Lokasi-lokasi tambahan ini akan memungkinkan pihaknya mengevaluasi lebih lanjut tentang keamanan dan imunogenisitas (kemampuan memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan) vaksin ini. Serta memberi data klinis penting.

Sementara Ketua Pengembangan Vaksin Covid-19 di Imperial College, Prof Robin Shattock menyatakan, hasil awal data pra klinis cukup menjanjikan. “Perluasan uji coba kami ke pusat-pusat (studi) tambahan akan memberikan data lebih lanjut tentang keamanan vaksin, dan respon imun,” terangnya.

Sedangkan Menteri Bisnis Inggris Alok Sharma menyatakan rasa bangganya, karena cepatnya para ilmuwan dan peneliti Inggris bekerjasama menemukan vaksin coronavirus ini. Untuk itu, ujarnya, Pemerintah Inggris mendukung penuh kerja keras Imperial College melalui investasi lebih dari 40 juta Poundsterling Inggris (Rp 747 miliar).

“Meski masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menemukan vaksin yang aman dan efektif, saya yakin, kita bisa menghadapi tantangan ini,” yakin Sharma.

Baca juga : Terus Berikan Pelayanan Terbaik, Angkasa Pura ll Perkuat Akhlak

Bahkan Kepala Gugus Tugas Vaksin, Kate Bingham mengatakan, metode menggunakan RNA yang dapat memperkuat diri ini adalah platform yang kuat dan berperan kunci mempersiapkan diri menghadapi pandemi kedepannya. (RUS)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.