Dark/Light Mode

Respons Laporan Tahunan Pentagon

Indonesia Tegaskan Tidak Bisa Jadi Pangkalan Militer Asing

Jumat, 4 September 2020 22:24 WIB
Tentara PLA bersiap untuk memasang lintasan tank di pangkalan pelatihan Zhurihe di Mongolia. (Foto SCMP)
Tentara PLA bersiap untuk memasang lintasan tank di pangkalan pelatihan Zhurihe di Mongolia. (Foto SCMP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia membantah dengan tegas klaim Amerika Serikat (AS) yang menyebut wilayah Tanah Air bakal dipakai sebagai salah satu pangkalan militer China. Bantahan tersebut disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dalam laporan tahunan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon ke Kongres,  China menargetkan sejumlah negara termasuk Indonesia, sebagai tempat membangun pangkalan militer. Pernyataan itu tertuang dalam laporan berjudul "Military and Security Developments Involving The People's Republic of China 2020".

Retno menegaskan, Indonesia menganut sistem politik luar negeri bebas aktif. Maka, sesuai dengan garis dan prinsip politik luar negeri itu, wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara manapun.

Baca juga : Kasus Jaksa Pinangki, Kejagung Tetapkan Tersangka Baru

"Saya ulangi bahwa wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara manapun," kata Retno.

Dalam laporan Pentagon, tak hanya Indonesia yang disebut. Negara lain yang juga diklaim AS disasar China. Yakni, Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan. Tawaran juga diberikan ke Namibia, Vanuatu dan Kepulauan Solomon.

Kamboja bahkan disebut sudah menandatangani perjanjian rahasia yang memungkinkan militernya dipakai China. Tetapi perjanjian rahasia antara China dan Kamboja juga sudah dibantah Perdana Menteri Hun Sen pada 2019.

Baca juga : Warga India, Indonesia dan Filipina Dilarang ke Malaysia

Tujuan China membangun pangkalan tersebut, menurut AS, guna memungkinkan militer negeri itu (PLA) memproyeksikan dan mempertahankan kekuatan militer pada jarak yang lebih jauh.

Sebelumnya, China memang memiliki pangkalan militer di Republik Djibouti di Afrika, yang dibangun, merupakan satu-satunya pangkalan China di luar negeri.  

AS juga menyebut China menggunakan proyek Belt Road Initiative (BRI/OBOR) sebagai perantara, dengan sejumlah negara. Indonesia, turut menjadi pesertanya.

Baca juga : 70 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-China, Jokowi Telepon Xi Jinping

Pentagon juga menyebut soal China yang tengah menggandakan stok hulu ledaknya untuk satu dekade mendatang. Saat ini, China memiliki 200 hulu ledak. Meski hal itu dibantah.

Juru Bicara Kementerian Luar negeri China Hua Chunying menyebut laporan tersebut sangat bias. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.