Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Inovasi Keanekaragaman Hayati Indonesia, Modal Besar dalam Industri Pangan

Senin, 24 Agustus 2020 20:40 WIB
Inovasi Keanekaragaman Hayati Indonesia, Modal Besar dalam Industri Pangan

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Ini adalah modal besar dalam mendukung komoditas pangan di Tanah Air, untuk tumbuh besar. Bahkan mendunia.

Untuk itu, diperlukan inovasi, agar potensi pangan lokal ini menjadi bisnis besar dan menjanjikan di era digital ini.

Baca juga : Petahana Punya Modal Besar Menang Pilkada

Tema ini dibahas dalam webinar #FutureFoodDay yang digelar Accelerice pada Senin (24/8), dengan tema Inovasikan Pangan Indonesia untuk menghasilkan FoodTech start-ups yang inovatif dan disruptif, dengan memanfaatkan komoditas pangan lokal Indonesia.

Sebagai pusat pengembangan bisnis makanan pertama di Indonesia, Accelerice menghadirkan pembicara seperti Prof. Dr. F. G. Winarno (Presiden Codex Alimentarius Commission), Chef William Wongso, Leonard Theosabrata (Direktur Smesco), dan dibuka oleh Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dr. Jerry Sambuaga.

Baca juga : Teknologi Kecerdasan Artifisial Kerek Produksi Industri

Dalam kesempatan itu, Ravindra Airlangga, ambassador of scholars Indonesia di bagian Food Technology menyatakan pentingnya inovasi dalam pengembangan pangan lokal, ntuk mendukung ketahanan pangan nasional.

“Inovasi di bidang pangan selama ini kurang diperhatikan. Meskipun itu tak kalah pentingnya dengan inovasi di bidang informatika. Accelerice, saya lihat menghadirkan wadah bagi golongan inovator pangan untuk mewujudkan karya mereka, untuk menyelesaikan persoalan genting seperti stunting atau produksi berkelanjutan,” kata Ravindra, yang juga menjadi salah moderator webinar tersebut.

Baca juga : Pastikan Ketersediaan Vaksin Covid, Indonesia Mantapkan Kerja Sama Internasional

Prof. Winarno, yang juga salah satu ahli pangan nasional menyatakan luas Indonesia sendiri hanya 1,5 persen daratan di dunia. Namun, Indonesia memiliki 17 persen dari keanekaragaman hayati yang ada di dunia.

“Kekayaan plasma nutfah Indonesia itu sangat besar. Tapi, belum bisa kita nikmati karena banyaknya alasan. Untuk itu, perlu adanya banyak badan riset. Agar bisa diberdayakan untuk kemakmuran bangsa,” kata Prof. Winarno.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.