Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Specialty Coffee Indonesia Menerjang Pasar Nordik

Rabu, 30 September 2020 07:51 WIB
Specialty Coffee Indonesia Menerjang Pasar Nordik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kopi Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia. Meskipun ada kopi jenis Geisha Panama, Blue Mountain, dan sebagainya. Indonesia punya beragam specialty coffee.

"Tetapi Indonesia lebih kaya. Banyak daerah yang memproduksi dengan ciri khasnya masing-masing," kata A. Syafrudin, Ketua Coffee Speciality Association of Indonesia (SCAI) dalam pertemuan virtual yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa petang (29/9).

Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) A Syafrudin.

Dalam pertemuan yang dihadiri para penggiat kopi, wakil pemerintah, asosiasi, barista, dan pengamat kopi baik dari Indonesia dan Swedia, terlihat antusiasme untuk bekerja sama dan saling memberikan info ketika potensi speciality coffee itu besar.

Bertindak selaku moderator dalam pertemuan tersebut adalah Dubes RI untuk Swedia dan Latvia 2016-2020, Bagas Hapsoro. Mengawali pertemuan, mantan Dubes RI di Azerbaijan, Prayono Atiyanto, menyatakan bahwa fokus kepada specialty coffee harus menjadi prioritas.

”Saya perlu menekankan bahwa kita menitik beratkan kepada hasil yang spesifik. Bahan yang sudah ada kita garap secara maksimal dan konsisten,” ujar Prayono.

”Sahabat kopi Indonesia harus menggarap hal ini dengan serius, karena mampu menciptakan value-added yang sangat besar dengan kapasitas produksi yang tidak besar,” tambahnya.

Ganti caption ini ...

Baca juga : Timnas Indonesia U-19 Imbang 1-1 Lawan Qatar

Sependapat dengan Prayono, Syafrudin menyampaikan bahwa sebagai bahan public outreach kepada masyarakat, khususnya millenial, specialty coffee adalah kopi yang mempunyai kualitas tinggi, baik rasa maupun aroma dengan standar ukur cupping test dan tentunya diproses dengan ketentuan khusus. 

Menurut Syafrudin,  kopi spesialiti adalah kopi yang dinilai Q-Grader tersertifikasi yang mampu memenuhi kriteria kelas specialty mengacu pada Specialty Coffee Association (SCA), dari segi kualitas fisik dan kualitas rasa.

"Terdapat tiga kelas dalam kualitas fisik, yaitu Specialty Grade, Premium Grade, dan Exchange Grade. Untuk kualitas rasa, kopi dapat dibilang specialty jika mendapatkan nilai di atas 80 melalui proses cupping," ujar Syafrudin.

Ditambahkan Wakil Ketua SCAI, Daroe Handoyo, bahwa seharusnya pengusaha kopi Indonesia tidak saja menekankan pada produksi tetapi juga ”narasi” kopi. Sejarah dan kisah dibalik kopi perlu menjadi sorotan.

Istilah yang dipakai anak muda kiranya dapat mendongkrak popularitas kopi. Misalnya ”Do Good for the people”. Ini dimaksudkan bahwa minum kopi adalah untuk menaikkan kesejahteraan petani. Juga istilah “Do Good for the Earth”, tentunya adalah harus memperhatikan kelestarian alam.

Bertindak sebagai pembicara terakhir adalah Budhaman Sutedja, seorang barista, cup taster dan green bean sourcer yang memulai bisnis kopinya di Swedia sejak 2003. Disampaikan bahwa orang Swedia dan orang Nordik lainnya minum kopi spesialiti karena kualitas dan transparansinya.

Baca juga : Soal Merek Dagang, Messi Menang Lawan Massi

Selalu terdapat kejelasan yang mengatakan dari mana kopi itu berasal. Hal yang selalu menjadi kesulitan bagi kopi Indonesia adalah pasokannya. ”Kita kadang-kadang bingung tidak ada keajegan mengenai kesediaan barang,” keluh Budhaman.

Ganti caption ini ...

Saran Budhaman berikutnya adalah perlunya himbauan kepada para diaspora. Untuk memperluas branding kopi Indonesia secara mancanegara, peran serta retailer café Indonesia sangat penting. Sebab, di tangan merekalah brand dan kualitas kopi Indonesia semakin dikenal masyarakat global.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut adalah para dubes designate untuk Nordik, khususnya Dubes RI untuk Swedia, Denmark, dan Finlandia yang menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama untuk merebut pasar kopi spesialiti di Nordik.

Dubes RI untuk Swedia (designate), Kamapradipta Isnomo menyampaikan bahwa Swedia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat konsumsi kopi tertinggi di dunia. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) tahun 2017, Swedia menempati peringkat ke-6 tertinggi dengan tingkat konsumsi rata-rata sebesar 8,2 kg per kapita.

Ganti caption ini ...

Kelima negara tertinggi adalah Finlandia (12 kg), Norwegia (9,9 kg), Islandia (9 kg), Denmark (8,7 kg), dan Belanda (8,4 kg). "Indonesia adalah salah satu penghasil dan pengekspor kopi terbesar di dunia, terdapat peluang untuk menggarap pasar Swedia dalam rangka peningkatan nilai ekspor dan promosi beragam kopi Indonesia kepada masyarakat Swedia," ujar Kamapradipta.

Dubes RI untuk Denmark (designate), Dewi S. Wahab sependapat dengan Kamapradipta seraya menambahkan, keamanan makanan merupakan salah satu persyaratan tambahan yang penting bagi produk kopi yang akan memasuki pasar Uni Eropa, termasuk pencegahan terhadap kontaminasi.

Baca juga : Menkes Pastikan Indonesia Kebagian Vaksin Covid-19

"Dalam hal persyaratan khusus, skema sertifikasi semakin mengikuti tren menuju ethical consumption. Meskipun demikian, kualitas kopi yang tinggi tetap merupakan penentu paling penting dalam pasar kopi specialty" ujar Dewi.

Sejalan dengan keduanya, Dubes RI untuk Finlandia (designate), Ratu Silvy Gayatri menyatakan bahwa kita patut bangga dengan kopi Indonesia yang telah mendunia. Banyak orang di luar negeri yang bisa menikmati kopi Indonesia, bahkan mampu merubah budaya minum teh di RRC.

"Hanya yang perlu menjadi perhatian adalah pasar Eropa. Kita perlu hati-hati dengan isu moral seperti, perlindungan lingkungan, anti penyiksaan terhadap binatang, dan upah petani yang perlu penyesuaian. Untuk itu, Indonesia perlu memonitor regulasi Komisi Eropa," ujar Silvy.

Kebijakan baru Komisi Eropa yang akan diberlakukan 13 November 2020 perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, kalangan asosiasi dan koperasi tani. Pendek kata, menurut Silvy, Komisi Eropa bersepakat untuk menurunkan batas kandungan residu dari yang mulanya 0,05 mg/kg produk menjadi 0,01 mg/kg. Perubahan ini dilakukan menyusul temuan soal dampak kesehatan yang ditimbulkan residu tersebut terhadap kemungkinan kerusakan genetika dan saraf pada tubuh konsumen.

Mengenai kopi unggulan Indonesia, Kamapradipta optimistis, ekspor kopi Indonesia masih memungkinkan untuk ditingkatkan dengan mempertimbangkan konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata 1,2 kg per kapita/tahun atau 300 ribu ton/tahun.

Selain itu, beberapa jenis kopi Indonesia cukup populer di dunia, seperti Kopi Gayo (Aceh), Kopi Preanger (Jabar), Kopi Kintamani (Bali), Kopi Toraja (Sulawesi) hingga Kopi Bejawa (Flores). Dari berbagai survei konsumen, kopi Indonesia dinilai memiliki rasa tersendiri, di mana iklim tropis membuat produk kopi yang dihasilkan memiliki tingkat keasaman serta aroma yang pas.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.