Dark/Light Mode

RI-Selandia Baru Perlu Terus Gandengan Tangan Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Di Pasifik

Selasa, 6 Oktober 2020 14:16 WIB
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue, Tantowi Yahya (tengah) memberikan paparan mengenai perkembangan hubungan Indonesia-Selandia Baru, di forum para mantan atase pertahanan Selandia Baru, di Wellington, Selasa (6/10). (Foto: KBRI Wellington)
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue, Tantowi Yahya (tengah) memberikan paparan mengenai perkembangan hubungan Indonesia-Selandia Baru, di forum para mantan atase pertahanan Selandia Baru, di Wellington, Selasa (6/10). (Foto: KBRI Wellington)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dinamika kerja sama Indonesia dan Selandia Baru memasuki era baru setelah lebih dari 60 tahun menjalin hubungan diplomatik. Status hubungan kedua negara tidak hanya meningkat menjadi kemitraan komprehensif (comprehensive partnership), menyusul pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Maret 2018, namun ke depannya Indonesia dan Selandia Baru perlu terus bergandengan tangan dalam meningkatkan kesejahteraan di seluruh kawasan Pasifik.

Demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue, Tantowi Yahya, ketika memberikan paparan mengenai perkembangan hubungan Indonesia-Selandia Baru di forum para mantan atase pertahanan Selandia Baru, di Wellington, Selasa (6/10). 

Baca juga : SPI Bawang Putih Belum Terbit, Pengamat: Usut Jika Ada Kesengajaan

Di bawah payung kemitraan komprehensif ini, Indonesia dan Selandia Baru memperluas bidang-bidang kerja sama, yang dijabarkan pada sebuah rencana aksi (plan of action). Rencana aksi periode 2020-2024 telah disahkan bersama Menteri Luar Negeri Indonesia dan Selandia Baru pada akhir Juli lalu. 

Tantowi mengungkapkan, perhatian Indonesia yang lebih besar ke kawasan Pasifik tidak lepas dari arahan Presiden Jokowi seusai kunjungan ke Selandia Baru. Untuk itu, di 2019 Menteri Luar Negeri Indonesia meluncurkan Pacific Elevation, arah kebijakan luar negeri yang menekankan komitmen Indonesia di Pasifik melalui kerja sama pembangunan maupun bantuan kemanusiaan. “Pacific Elevation seyogianya melengkapi berbagai inisiatif Pasifik lain, termasuk Pacific Reset dari Selandia Baru,” terang Tantowi, seperti keterangan yang diterima redaksi, Selasa (6/10).

Baca juga : Dukungan Keluarga Mampu Tingkatkan Imun Pasien Corona

Visi tentang kawasan Pasifik yang damai, makmur, dan inklusif juga terefleksi dalam ASEAN Indo-Pacific Outlook, yang juga merupakan inisiatif Indonesia. Berbeda dari konsep Indo-Pacific lain, konsep ASEAN mengedepankan kolaborasi tanpa mengalienasi negara manapun. 

Peter Nichols, mantan atase pertahanan Selandia Baru di Jakarta yang ikut menghadiri forum tersebut, menyampaikan apresiasi atas paparan Tantowi. Menurut Nichols, Indonesia telah menjadi salah satu pemain penting di Pasifik, sehingga kemitraan Selandia Baru dengan Indonesia dapat memperkuat inisiatif-inisiatif yang akan menguntungkan negara-negara di kawasan. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.