Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Diburu Pemerintah Turki, Gerakan Gulen Malah Makin Berkembang

Senin, 12 Oktober 2020 15:09 WIB
Fethullah Gulen. (Foto: ist)
Fethullah Gulen. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Turki hingga kini memusuhi Fethullah Gulen dan pengikutnya. Mereka menghadapi berbagi tekanan baik di dalam maupun di luar negeri. Lantas, apa sebenarnya Gulen Movement atau gerakan Gulen yang hingga saat ini masih ditakuti rezim Erdogan?

Dilansir dari Gulen Movement, di negara asalnya, Turki, Fethullah Gulen bukan hanya dikenal sebagai seorang pemikir dan tokoh pergerakan, tapi juga seorang ulama yang sangat hebat dan banyak pengikut. Gulen lahir di Desa Erzurum, Izmir, Turki, pada 1941. Ayahnya, Ramiz Gulen, juga seorang ulama. Sejak kecil Gulen lebih difokuskan pendidikan informalnya di bidang agama Islam dan sejak usia 14 tahun, ia sudah berani memberikan ceramah keagamaan.

Pada 1959, saat usianya menginjak 18 tahun, Gulen sudah mendapatkan izin menjadi dai. Kariernya sebagai dai dimulai di kota kelahirannya, Izmir. Di kota inilah Gulen mulai memperkenalkan pemikiran-pemikirannya mengenai pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan keadilan sosial. Di kota ini juga ia mulai membangun basis pengikutnya, yang sebagian besar adalah para siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Menurut Gulen, Turki yang sekuler tidak boleh menghalangi kemajuan umat Islam. Hal yang membuatnya prihatin, Turki yang 99 persen penduduknya Muslim justru ekonominya sangat lemah. Kondisi itu dilihatnya sejak kecil hingga dewasa. Karena itu, dia berpandangan bahwa salah satu kunci untuk mencapai kemajuan tersebut adalah pendidikan.

Baca juga : Senayan Tunggu Program Vaksin Covid Direalisasikan

Berangkat dari pemikiran itulah, ia kemudian mengajak para pengikutnya terlibat dalam gerakan Nurcu. Gerakan ini terinspirasi dari pemikiran tokoh cendekiawan Muslim Turki, Said Nursi. Menurut pemikiran Gulen, umat Islam harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dan maju seperti masyarakat Barat.

Inti gerakan Nurcu adalah hidup berjamaah akan lebih baik daripada hidup secara individual. Ia mengumpamakannya dengan kewajiban mengeluarkan zakat. Dalam Islam, seseorang yang harta bendanya sudah memenuhi kuota tertentu, wajib mengeluarkan zakat. Bila zakat ini secara individual dibayarkan kepada yang berhak, tentunya akan kurang berdaya guna. 

Namun, bila zakat ini dikelola dengan baik secara jamaah, hasilnya akan sangat berdaya guna, tidak hanya dapat meningkatkan taraf perekonomian, tetapi juga taraf pendidikan masyarakat. Buat Gulen, untuk merealisasikan gerakan ini tidak terlalu susah karena dirinya sudah mempunyai jaringan pengikut jutaan orang yang terikat, baik personal maupun ideologi. 

Tidak mengherankan bila gerakan atau lembaga Gulen kini sudah mempunyai ratusan sekolah dan sejumlah universitas, rumah sakit, radio dan stasiun televisi, kantor berita, bank, perusahaan penerbitan, dan surat kabar di seluruh negara. Institusi-institusi ini melibatkan ribuan orang sukarelawan yang digaji secara profesional. 

Baca juga : Pemerintah Dukung Pertumbuhan Startup Demi Kembangkan UMKM

Gerakan Gulen ini kemudian yang menginspirasi banyak pemuka agama dan pemimpin di berbagai negara, yang kemudian meniru prinsip-prinsip gerakan tersebut. Presiden Marywood University, Pennsylvania, Ann Munley memuji gerakan Gulen yang dinilainya telah banyak memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan bukan hanya di Turki, tapi juga di seluruh dunia. 

Munley memandang Gulen sebagai tokoh Islam yang telah memberikan pengorbanan yang besar dalam dunia pendidikan bagi masyarakat dari beragam etnis dan agama.

Kekaguman terhadap kiprah Gulen dalam bidang pendidikan juga pernah dilontarkan mantan presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa dengan panggilan Gus Dur. Menurut Gus Dur, dalam mengembangkan sistem pendidikan, bangsa Indonesia harus belajar banyak dari Fethullah Gulen yang lebih menekankan pada pembentukan akhlak yang mulia.

Sementara itu, menurut peneliti Midle East Institute Professor Anwar Alam, Inti dari Gulen Movement atau hizmet (layanan) adalah gerakan sosial berbasis keyakinan yang mengambil inspirasi dari cita-cita Islam untuk memperkuat tujuan sipil, moral, dan etika Islam. "Tujuannya adalah mentransformasi individu dan masyarakat sedemikian rupa untuk menghasilkan “generasi emas”, yang pada gilirannya memberikan kepemimpinan bagi semua lapisan masyarakat," katanya.

Baca juga : Pak Amien, Sehat?

Tidak seperti gerakan lain, paradigma Hizmet atau layanan, paling efektif dalam mengkonseptualisasikan kombinasi dari koalisi, koordinasi, dan keragaman konvergensi dan pluralisme, perjuangan nasional dan transnasional adalah contoh dari model gerakan akar rumput. Asal mula gerakan sosial-sipil yang tampaknya tidak bernama yang kemudian menjadi populer sebagai Gerakan Gulen atau Gerakan Hizmet berasal dari awal 1970-an di Turki, lanjut penulis buku "For the Sake of Allah: The Origin, Development and Discourse of The Gulen Movement" itu.

Gerakan ini ingin membawa kebaikan sosial di seluruh dunia, yang diwujudkan dalam kegiatan damai seperti mempromosikan dialog antar komunitas, hak asasi manusia, cinta, toleransi, etika, pendidikan, masalah perempuan, dan pengentasan kemiskinan. "Gerakan tersebut telah berhasil membina satu generasi untuk membangun jaringan global lembaga sosial budaya termasuk sekolah, pusat pembinaan, universitas, outlet media, penerbit, rumah sakit, pusat dialog, dan organisasi bantuan," ujarnya.

“Mereka mempromosikan nilai-nilai universal, superioritas hukum dan hak asasi manusia bersama dengan kebebasan berkeyakinan, kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi," lanjutnya.

Gerakan ini mampu bertahan tetapi juga terus berkembang, meskipun rezim Turki terus menerus memusuhinya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.