Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Uji Klinis Ke-3 Vaksin Corona Rusia Disetujui Dilakukan Di UEA
Selasa, 13 Oktober 2020 17:14 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Vaksin virus Corona buatan Rusia, Sputnik V, mulai diterima di beberapa negara. Yang terbaru, Kementerian Kesehatan dan Pencegahan Uni Emirat Arab (UEA), menyetujui uji klinis Fase III vaksin ini dilakukan di negara itu.
Dana Investasi Langsung Rusia (Russian Direct Investment Fund/RDIF), didukung laboratorium terkemuka UEA, PureHealth, saat ini sedang menguji coba vaksin Sputnik V di UEA. Seperti diketahui, vaksin itu dibuat oleh lembaga riset Rusia, yakni Institut Riset Nasional Gamaleya untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi, Kementerian Kesehatan Federasi Rusia.
Dalam tahap ini, Departemen Kesehatan Abu Dhabi dan Kementerian Kesehatan dan Pencegahan UEA akan mengawasi langsung. Sedangkan protokol medis, akan ditangani oleh penyedia kesehatan umum Abu Dhabi, Perusahaan Layanan Kesehatan Abu Dhabi (SEHA).
Uji coba di UEA merupakan bagian dari fase ketiga uji coba vaksin Sputnik V. Hal ini sejalan dengan uji coba yang dilakukan di Rusia dan Belarusia.
Baca juga : Vaksin Anti Covid-19 Tiba Di Tanah Air Bulan Depan
Hasil dari dua tahap pertama percobaan diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menunjukkan, respon imun humoral dan seluler yang stabil telah dicapai pada 100 persen sukarelawan. Dan, tidak ada efek samping serius yang tercatat.
Pengujian dilakukan sesuai standar internasional tertinggi. Sukarelawan uji coba UEA akan diawasi secara medis selama 90 hari setelah mengambil vaksin Sputnik V.
Menteri Kesehatan UEA, AbdulRahman bin Mohammed Al Owais mengatakan, UEA adalah wilayah yang bagus untuk menguji coba vaksin Covid-19 seperti Sputnik V. Hal ini mengingat keragaman penduduknya.
Kata Al Owais, orang-orang dari lebih dari 200 negara tinggal dan bekerja di UEA. Mereka ada di berbagai demografi sosio-ekonomi dan kelompok usia. UEA juga memiliki infrastruktur medis kelas dunia. Termasuk, teknologi digital mutakhir yang dapat dimanfaatkan untuk melanjutkan uji coba.
Baca juga : Stop Dulu Deh Bikin Kebijakan Kontroversi Picu Demonstrasi
Negaranya, lanjut Al Owais, berkomitmen untuk memerangi global Covid-19. "Kami senang memainkan peran kami dalam memungkinkan solusi dan kemajuan yang menjanjikan," ujarnya.
Kepala Eksekutif RDIF Kirill Dmitriev menambahkan, UEA telah mendemonstrasikan salah satu pendekatan paling maju di dunia untuk memerangi pandemi virus Corona. Pihaknya menyatakan senang telah menerima persetujuan untuk memulai uji coba. Dan berharap dapat mengumumkan proses pendaftaran untuk relawan.
Sebagai bagian uji coba Fase III vaksin Sputnik V, sambung Dmitriev, pihaknya berencana memperluas uji coba di sejumlah negara lain dalam beberapa bulan mendatang. "Kami senang UEA akan jadi negara pertama tempat kami melakukannya di Timur Tengah," ungkapnya.
Hasil uji coba UEA akan digabungkan dengan hasil uji coba di Rusia dan negara lain, di mana lebih dari 40.000 sukarelawan berpartisipasi. Hasil sementara akan dirilis sebelum akhir November.
Baca juga : Demokrat Minta Tarif Swab Diturunkan Lagi
Sebagai informasi, Sputnik V merupakan vaksin pertama di dunia dalam melawan Covid-19. Vaksin ini juga telah didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan Rusia pada 11 Agustus 2020. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya