Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

China Klaim Tangkapi Mata-Mata Taiwan

Rabu, 14 Oktober 2020 22:08 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kiri). [Foto: SAM YEH / AFP / Getty Images]
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kiri). [Foto: SAM YEH / AFP / Getty Images]

RM.id  Rakyat Merdeka - China membuka babak baru dalam kampanyenya menekan Taiwan. Yang terbaru, China menuding Taiwan melakukan kegiatan mata-mata. Tudingan yang disampaikan melalui televisi itu mendapat kecaman Taiwan dan disebut hanya sebagai jebakan dan membuat orang takut berkunjung ke China.

Selama ini, China memandang Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya. Belakangan, China meningkatkan kampanye untuk menegaskan klaimnya itu. Termasuk dengan mengirim jet tempur ke dekat pulau Taiwan.

Menyikapi hal ini, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, pihaknya tidak akan memprovokasi. Tapi dia menegaskan, negaranya pasti akan mempertahankan diri.

Baca juga : Petani Kamboja Tangkal Covid-19 Pakai Orang-orangan Sawah

Akhir pekan lalu, televisi pemerintah China menayangkan tayangan yang mereka sebut sebagai mata-mata Taiwan, yang ditahan setelah sebelumnya beroperasi di China. Disebutkan, mata-mata itu mengakui kejahatan mereka.

China mengklaim, di bawah kampanye Thunder 2020-nya, telah mengungkap ratusan kasus yang diatur oleh pasukan intelijen Taiwan. “Untuk menyusup dan merusak serta membentuk jaringan mata-mata,” sebut televisi Pemerintah China, seperti dikutip kantor berita Reuters.

The Global Times, sebuah tabloid berbahasa Mandarin yang dijalankan Partai Komunis mengatakan, penangkapan itu merupakan peringatan bagi separatis Taiwan.

Baca juga : TMC Riau Klaim Berhasil Kurangi Api Di Hutan

Tapi, Taiwan menyanggah dan menuding China telah melakukan penjebakan. Yakni dengan menempatkan orang di televisi untuk mengakui kejahatan sebelum diadili. Taiwan mengingatkan hal ini sebagai bentuk pelanggaran serius dalam proses hukum. Bahkan, kelompok hak asasi manusia di China pun yang telah lama mengkritik hal ini.

Berbicara kepada wartawan pada Selasa (13/10), Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, China menyebarkan fitnah dan menciptakan teror. Ditanya tentang kegiatan mata-mata Taiwan di China, kedua belah pihak selama ini memang telah lama saling menuduh menjalankan jaringan spionase. “Tapi Taiwan tidak melakukan hal itu lagi dan tidak perlu melakukannya,” ujar Su.

Lebih lanjut, kata dia, China adalah negara otoriter, dan selalu melakukan infiltrasi dan kerusakan. “Mereka tidak tahu bahwa Taiwan sudah demokratis dan terbuka selama berabad-abad,” katanya. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.