Dark/Light Mode

Pemprov Banten Ajak Bulog Tangani Kasus Stanting

Sabtu, 26 September 2020 08:31 WIB
Pemprov Banten Ajak Bulog Tangani Kasus Stanting

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus stanting di wilayah Banten masih menjadi perkara serius. Untuk meminimalisir Pemprov Banten melalui Dinas Ketahanan Pangan mengajak Bulog ikut menangani kasus tersebut.

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Aan Muawanah mengajak kerja sama Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten dalam penyediaan Beras Berfortivikasi (Beras Fortivit).

Inisiasi kerjasama ini adalah upaya untuk membantu pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengatasi pengentasan masalah Daerah Rentan Rawan Pangan.

“Kami sudah meminta Bulog DKI Jakarta dan Banten untuk menyediakan sebanyak 6.250 kg beras Fortivit. Penyediaan ini untuk menjalankan program pengentasan daerah rentan rawan pangan di Provinsi Banten”, kata Aan Muawanah dalam keterangannya Jum’at (25/9).

Baca juga : Perpanjangan Stimulus Listrik Tergantung Pemerintah

Untuk diketahui, beras Fortivikasi atau beras bervitamin yang diproduksi oleh Perum Bulog merupakan produk sehat yang diperkaya dengan beberapa mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng.

Kepala Wilayah Bulog DKI Jakarta dan Banten Suyamto mengklaim pihaknya selalu tanggap dengan pengentasan masalah Stunting. Apalagi kasus ini menjadi program utama Presiden.

"Ini salah satu bagian dari indikator Pemetaan Daerah Rawan Pangan, maka dari itu Perum Bulog menghadirkan produk Beras Berfortivikasi yang mengandung banyak vitamin," terangnya.

Program pengentasan Daerah Rentan Rawan Pangan di Indonesia menjadi salah satu fokus Presiden untuk menurunkan angka bayi lahir Stunting yang masih tinggi di setiap angka kelahiran.

Baca juga : Ketua Pengprov Banten Siap Pimpin PBSI

Angka kelahiran Stunting yang tidak terkendali dapat menyebabkan lost generation (generasi penerus bangsa yang hilang). Data Riskesdas 2018 angka prevalensi Stunting di Kabupaten Tangerang 23,20 persen.

Berdasarkan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau E-PPGBM per Februari 2020 angka prevalensi stunting di Kabupaten Tangerang 11,60 persen turun setengahnya dari data Riskesdas 2018.

Sementara angka prevalensi stunting di Banten 23,4 persen. Lebih lanjut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, menambahkan pemberian bantuan berupa beras Fortivit di wilayah Kabupaten Tangerang ini sesuai dengan RPJMD (2017-2022) yang dituangkan pada Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten.

Pada tahun berikutnya sesuai dengan Renja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten akan diberikan kepada kabupaten/Kota lain. Ini adalah tahun ke-3 dalam mencapai target Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten.

Baca juga : NU: Tunda Pilkada, Dananya Mending Untuk Tangani Krisis Kesehatan

Pemerintah Provinsi Banten mengaku siap mengambil langkah untuk pengentasan Daerah Rentan Rawan Pangan tersebut. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.