Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Sebelumnya
Menggunakan data dari pesawat luar angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter NASA, para peneliti yang dipimpin ilmuwan planet Paul Hayne dari Universitas Colorado, Boulder mendeteksi apa yang mungkin merupakan puluhan miliar bayangan kecil. Ukurannya banyak yang tidak lebih besar dari koin kecil. Sebagian besar berada di daerah kutub.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa banyak daerah bulan yang sebelumnya tidak diketahui bisa menampung es air," kata Hayne.
Kata dia, hasil yang mereka dapat menunjukkan bahwa air bisa jauh lebih tersebar di daerah kutub bulan daripada yang diperkirakan sebelumnya. Membuatnya lebih mudah untuk diakses, diekstrak, dan dianalisis.
Baca juga : 3 Petinggi Kekaisaran Sunda Empire Divonis Dua Tahun Penjara
NASA merencanakan kembalinya astronot ke Bulan. Sebuah misi yang diharapkan membuka jalan untuk perjalanan selanjutnya membawa awak ke Mars. Sumber yang dapat diakses di mana air dapat dipanen di bulan akan bermanfaat bagi upaya tersebut.
"Air tidak hanya terkendala di wilayah kutub. Ini lebih tersebar dari yang kami kira, " kata Honniball.
Misteri lain yang masih belum terpecahkan adalah sumber air Bulan. Kata Hayne, asal usul air di bulan adalah salah satu pertanyaan gambaran besar yang dicoba dicari dalam penelitian yang dilakukannya dan berbagai penelitian lainnya.
Baca juga : Pertamina Pastikan Masa Transisi Restrukturisasi Berjalan Lancar
"Saat ini, pesaing utama adalah komet, asteroid atau partikel debu antar planet kecil, angin matahari, dan Bulan itu sendiri melalui pelepasan gas dari letusan gunung berapi," jelasnya.
Bumi adalah dunia basah. Dengan lautan asin yang luas, danau air tawar besar, dan lapisan es yang berfungsi sebagai reservoir air. "Sebagai rekan terdekat planet kita, memahami asal-usul air di bulan juga dapat menjelaskan asal-usul air di Bumi, yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan," tandasnya. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya