Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Prancis memutuskan sejumlah tindakan besar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memerangi apa yang diklaim Prancis sebagai ekstremisme agama. Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan, pihaknya menambahkan daftar 76 masjid yang dicurigai sebagai sumber separatisme.
“Dalam beberapa hari mendatang, pemeriksaan akan dilakukan di tempat-tempat ibadah ini. Jika sudah ada kepastian, saya akan meminta dilakukan penutupan (masjid)," katanya, Kamis (3/12/2020) seperti dikutip kantor beritara Qatar, Al Jazeera.
Baca juga : Prancis Masih Pandemi, Belajar Bahasa Indonesia Pun Digelar Daring
Selain itu, lanjut Darmanin, setidaknya 66 imigran yang tak memiliki dokumen dan diduga melakukan aksi radikalisasi di wilayah Prancis telah dideportasi.
Belakangan, pemerintah Presiden Emmanuel Macron menanggapi beberapa serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir dengan janji untuk menindak mereka yang dianggapnya sebagai musuh dari dalam.
Baca juga : Pollycarpus Tutup Usia, Partai Berkarya Berduka
Oktober lalu, Macron menyusun rencana mengatasi masalah separatisme Islam di Prancis. Saat itu, dia menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia. Pernyataan ini sontak membuat marah warga Muslim di Prancis dan di seluruh dunia.
Prancis sendiri adalah rumah bagi populasi minoritas Muslim terbesar di Eropa. Pada 20 Oktober, Prancis memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di luar Paris, sebagai bagian tindakan keras terhadap mereka yang diduga menghasut kebencian, setelah pembunuhan guru sekolah Samuel Paty, yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.
Baca juga : Prancis Terbuka, Djoker : Nadal Luar Biasa
Masjid Agung Pantin, yang berada di pinggiran kota berpenghasilan rendah di pinggiran timur laut Paris, telah membagikan video di halaman Facebook-nya, sebelum serangan terhadap Paty, yang dipenggal di siang hari bolong dekat sekolah tempat dia mengajar.
Prancis juga telah menutup dua organisasi amal, yaitu Muslim BarakaCity, dan kelompok hak-hak sipil yang memantau kejahatan rasial Collective Against Islamophobia in France (CCIF). Namun kedua organisasi ini membantah tuduhan pemerintah bahwa mereka menyembunyikan hubungan dengan jaringan radikal. [RSM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya