Dark/Light Mode

Rusia Kirim Pasukan Bantu Maduro

Amerika Hanya Bisa Geram

Rabu, 27 Maret 2019 07:21 WIB
Penampakan pasukan Rusia yang mendarat di Venezuela dengan dua pesawat. (Foto : AP).
Penampakan pasukan Rusia yang mendarat di Venezuela dengan dua pesawat. (Foto : AP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Amerika Serikat (AS) geram gara-gara Rusia mengerahkan pesawat dan personel militernya ke Venezuela. Sedangkan Rusia menyebut AS mendukung kudeta di negara kaya minyak itu.

Seperti diberitakan, pesawat Rusia dan sekitar 100 anggota pasukan darat tiba di Venezuela pada Sabtu (23/3). Rusia mengerahkan 35 ton material pertahanan dengan menggunakan pesawat kargo. Tak hanya itu, dua jet tempur juga dibawa ke sana.

“Amerika Serikat mengecam pengerahan pesawat militer Rusia dan personel ke Caracas, yang bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Nicolas Maduro dan Rusia agar tidak ada intervensi di Venezuela. Ini ceroboh,” kata Kementerian Luar Negeri AS seperti dilansir Reuters.

Wakil Presiden Venezuela Diosdado Cabello, dari Partai Sosialis, mengkonfirmasi dua pesawat telah mendarat dari Rusia. Kedatangan mereka untuk membahas pemeliharaan peralatan dan pelatihan.

Baca juga : Awas, Ketidakadilan dan Bisa Langgar Hukum

“Pesawat dari Rusia mendarat di Venezuela atas izin pemerintahan satu-satunya yang ada di Venezuela. Ini disebut pemerintahan Nicolas Maduro,” kata Cabello dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Soal ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada mitranya dari Rusia yaitu Menlu Sergei Lavrov lewat telepon bahwa Washington tidak akan diam saja melihat Rusia mendukung Maduro, yang negaranya mengalami kebangkrutan ekonomi setelah sempat mengalami kemakmuran. AS hanya bisa geram. Namun, Pompeo tidak menyebutkan apa respons AS terhadap kedatangan pasukan Rusia.

Pompeo menilai, kedatangan personel militer Rusia untuk mendukung rezim Maduro memperpanjang penderitaan rakyat Venezuela yang mendukung Presiden interim Juan Guaido, seperti dilansir CNN.

Argumen Rusia lain lagi, pengiriman pesaawat, menurutnya, menunjukkan penguatan hubungan kedua negara. Hal ini dilakukan sekitar dua bulan sejak pemerintahan Presiden Donald Trump menolak kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro dan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido jadi presiden.

Baca juga : Kirim Surat Terbuka Untuk Luna Maya

Rusia menuding sikap AS itu sebagai upaya kudeta terhadap pemerintahan sosialis pimpinan Maduro.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengaku telah berbincang dengan Menlu AS Mike Pompeo mengenai hal ini. Dalam percakapannya, Lavrov melihat ada upaya Washington mengorganisir kudeta.

“Langkah-langkah itu merupakan pelanggaran terhadap piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan campur tangan terselubung dalam urusan internal negara berdaulat,” tutur Lavrov, dilansir dari laman AFP, kemarih.

Rusia secara vokal menentang langkah-langkah AS untuk memberikan sanksi kepada Maduro dan pemerintahannya.

Baca juga : Indonesia Kecam Penembakan Di Masjid Selandia Baru

Langkah AS melawan Caracas telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Trump memberikan peringatan untuk mengeluarkan semua opsi melawan pemerintahan Maduro, termasuk secara implisit intervensi militer AS.

Pada 28 April mendatang, ASmenetapkan sanksi untuk melarang impor minyak mentah dari Venezuela. AS merupakankan pembeli minyak terbesar Venezuela, dan langkah ini diperkirakan akan sangat mengganggu keuangan pemerintah Maduro. [Mel]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.