Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kamboja, Pasar Potensial Produk Buah dan Sayuran Indonesia
Minggu, 7 Februari 2021 15:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Meskipun Kamboja merupakan negara agraris, namun masih mengimpor sayur dan buah dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan RRT merupakan pemasok utama sayuran dan buah untuk Kamboja. Namun demikian, Indonesia patut berbangga, karena salak asal Indonesia masih menjadi primadona di Kamboja.
Impor sayuran dan buah dilakukan karena beberapa faktor. Pertama, harga yang lebih murah daripada produk lokal. Kedua, pola bercocok tanam di Kamboja masih menggunakan cara tradisional sehingga hasil produksi bergantung pada musim. Ketiga, kurangnya kemampuan untuk post-harvest karena teknologi dan keterampilan masih terbatas.
Baca juga : Ganjar: Gerakan Jateng Di Rumah Saja Bukan Sinyal Lockdown
Keempat, sistem irigasi yang masih belum memadai. Kelima, kurangnya pasar untuk produk dalam negeri, di mana sebagian besar masyarakat Kamboja lebih memilih produk impor. Terakhir, kurangnya tenaga kerja di sektor pertanian dan perkebunan khusus untuk produk sayuran dan buah-buahan. Hal ini disebabkan karena rata-rata petani memilih menanam padi, sementara penduduk usia muda lebih memilih bekerja di pabrik dan sektor industri lainnya, sedangan sebagian besar para petani telah memasuki usia lanjut dan tidak dapat bekerja secara maksimal.
Menurut data dari Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Kamboja mengimpor 200 ton hingga 400 ton sayuran per hari dari Viemam, Thailand, dan RRT. Volume permintaan diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu selama musim dengan cuaca yang sejuk (November – Februari) di mana Kamboja mengimpor sekitar 200 ton/hari.
Baca juga : Mandiri Investment Forum Garap Investor Potensial Investasi Di Indonesia
Pada musim kemarau (Maret – Juni) dan musim penghujan (Juli – Oktober), Kamboja mengimpor 400 ton/hari. Total impor tersebut diperkirakan mencapai sekitar 140.000 ton dengan jumlah 200 juta dollar AS per tahun.
Dari segi geografis, Vietnam, Thailand, dan RRT memiliki keuntungan, karena berlokasi dekat dengan Kamboja. Bahkan, Vietnam dan Thailand langsung berbatasan darat dengan Kamboja, yaitu Thailand dengan Provinsi Banteay Mancheay, Oddar Mancheay, dan Pailin, dan Viet Nam dengan Provinsi Kampot, Takeo, Kandal, Prey Veng, Svay Rieng, Tbong Khmum, Kratie, Mondulkiri and Rattanakiri.
Baca juga : Platform Pinjam Modal Buka Layanan Di Seluruh Indonesia
Faktor geografis ini, menjadikan Vietnam sebagai pengekspor utama sayur dan buah ke Kamboja. Selain itu, Vietnam juga memberikan kemudahan fasilitas bagi para petaninya untuk ekspor. Biaya transportasi barang dapat lebih murah karena dilakukan melalui jalur darat. Dari segi administrasi, impor dari Vietnam tidak serumit disbanding Thailand, RRT atau pun Indonesia.
Produk pertanian dari Indonesia juga telah memasuki Kamboja, seperti pupuk, buah segar, dan alat berat. Namun, biaya transportasi yang dikeluarkan menjadi lebih mahal, sehingga secara harga kalah bersaing dengan Vienam, Thailand, dan RRT. Satu-satunya produk pertanian Indonesia yang dapat secara konsisten masuk ke pasar Kamboja adalah salak segar.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya