Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Biden Akhirnya Teleponan Sama Xi Jinping

Kamis, 11 Februari 2021 12:10 WIB
Biden Akhirnya Teleponan Sama Xi Jinping

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joe Biden akhirnya menelepon Presiden China Xi Jinping pada Rabu (10/2) malam. Ini adalah pembicaraan perdana kedua pemimpin negara ekonomi terkuat dunia, sejak Biden menjabat pada 20 Januari lalu.

Belakangan, Biden dan Jinping memang terus mendapat desakan dari kalangan internasional untuk membuka keran komunikasi, seiring kian tingginya tensi hubungan kedua negara.

Dalam pembicaraan tersebut, Biden yang memprioritaskan masalah ekonomi dan militer, menyebutkan sejumlah bidang kerja sama potensial. Termasuk, perubahan iklim dan proliferasi nuklir. Serta terus menyerukan China, agar keluar dari berbagai masalah yang terkait dengan penggunaan teknologi, perdagangan yang tidak adil, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Baca juga : Ditanya Cebong Apa Kadrun, Susi Bingung

Pejabat senior Gedung Putih mengungkap, salah satu agenda pembicaraan Biden dan Xi adalah soal pelanggaran HAM terhadap minoritas Muslim China Uighur dan tindakan permusuhan terhadap Hong Kong.

Biden ingin menunjukkan bahwa, topik ini tak semata tentang nilai-nilai Amerika, tetapi juga nilai-nilai universal.

Pembicaraan via telepon itu juga menegaskan prioritas Biden terhadap perlindungan keamanan, kemakmuran, kesehatan, dan cara hidup rakyat Amerika,  dan konsep Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca juga : Awal Tahun, Yamaha Segarkan Tampilan MX King

CNN menyebut, saat ini, pemerintah AS sedang melakukan tinjauan menyeluruh terhadap postur pemerintahan Trump terhadap China. Termasuk, tindakan kerasnya terhadap praktik perdagangan yang tidak adil dan aktivitas militer antagonis di Asia. Seiring upaya mengejar strategi Indo-Pasifik yang kuat.

Satu hal yang akan tetap berlaku adalah tarif dagang yang ditetapkan pemerintahan Trump.

"Kami tetap mempertahankan tarif yang diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini kami tempuh, bukan karena kami berpikir bahwa perang perdagangan sangat berhasil. Namun, kami memang harus sangat hati-hati dalam bekerja melalui pengaruh yang kami miliki. Baik dalam konsultasi dengan sekutu dan mitra, atau dengan Kongres," ungkap pejabat senior Gedung Putih, seperti dikutip CNN, Kamis (11/2).  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.