Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Etnis Di Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Junta Militer

Sabtu, 13 Februari 2021 06:52 WIB
Warga mengenakan pakai berbagai etnis yang ada di Myanmar dalam unjuk rasa memprotes kudeta militer, di Bagan, Myanmar, 11 Februari 2021. (Foto : REUTERS/Stringer).
Warga mengenakan pakai berbagai etnis yang ada di Myanmar dalam unjuk rasa memprotes kudeta militer, di Bagan, Myanmar, 11 Februari 2021. (Foto : REUTERS/Stringer).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kelompok etnis di Myanmar yang selama ini berbeda pan­dangan bersatu melawan kudeta militer di Myanmar.

Saw Mutu Saypho, pemimpin dari kelompok etnis bersen­jata, Persatuan Karen Nasional (KNU) meminta, kelompok lain­nya menyingkirkan perbedaan dan menjadikan junta militer musuh bersama.

“Kita harus bekerja sama un­tuk bisa mengakhiri kediktatoran ini,” ujar Saypho, dikutip dari Channel News Asia, kemarin.

Baca juga : Komisi IV DPR Minta Anggaran Kementan Ditambah

Kepada internal kelompoknya sendiri, Saypho mengimbau, untuk tidak menerima tawaran apapun dari junta militer. Hal itu menyikapi kabar pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, membagi-bagikan posisi di pemerintahan kepada pimpinan-pimpinan kelompok etnis demi mengamankan pengaruhnya.

Selain KNU, kelompok etnis yang juga menentang kudeta Myanmar adalah Pasukan Budha Karen Demokratik (DKBA). Pecahan dari KNU itu turut serta dalam unjuk rasa di Myanmar beberapa hari terakhir. Sambil membawa senapan, mereka ikut berhadapan dengan aparat yang mencoba memukul mundur pendemo.

Kelompok etnis yang ber­gabung melawan Junta Militer antara lain Pasukan Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), Dew­an Restorasi Shan (RCSS), Ten­tara Arakan (AA), dan Pasukan Kemerdekaan Kachin (KIA).

Baca juga : Selandia Baru Ceraikan Junta Militer Myanmar

“Semoga kediktatoran mi­liter di Myanmar jatuh,” ujar pemimpin TNLA di laman Fa­cebook-nya, sambil memberikan salam tiga jari, salam dari film Hunger Games yang menjadi simbol pemberontakan terhadap junta militer.

Selama ini, kelompok-kelom­pok etnis di Myanmar terpecah. Ada yang di utara, selatan, mau­pun wilayah lainnya tersing­kirkan oleh dominasi Buddhis Bamar yang menjadi mayoritas di Myanmar. Sebagai minoritas, kelompok-kelompok etnis mera­sa termarjinalkan dan ditekan.

Meski banyak dari mereka menganggap kepemimpinan Aung San Suu Kyi, sebelum dikudeta, gagal. Beberapa kelompok etnis juga ragu merapat ke kubu Min Aung Hlaing. Hal itu berkaitan dengan pembantaian kelompok minoritas Rohingya di Rakhine pada 2017. Hal itu diang­gap menjadi preseden buruk soal kepemimpinan militer. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.