Dark/Light Mode

Dihantui Kudeta Militer, Politik Burma Panas Lagi

Sabtu, 30 Januari 2021 05:11 WIB
Aung San Suu Kyi berdiri di tengah anggota Parlemen Myanmar dari Partai NLD. (Foto : Reuters)
Aung San Suu Kyi berdiri di tengah anggota Parlemen Myanmar dari Partai NLD. (Foto : Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Parlemen baru Myanmar akan mulai aktivitasnya Senin (1/2) mendatang. Namun, mereka dibayang-bayangi ancaman kudeta militer. Pasalnya, tentara Burma, nama lain Myanmar, menganggap, pemilihan umum yang berlangsung November tahun lalu penuh kecurangan.

Namun militer Myanmar menjamin takkan ada aksi ku­deta. Yang jelas, militer me­minta segala persoalan terkait kecurangan dalam Pemilu bisa ditangani dengan baik.

Baca juga : Puluhan Roket Hujani Pangkalan Militer AS di Baghdad

Pada Pemilu 8 November 2020, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi meraih keme­nangan telak. NLD menilai, Pemilu berlangsung jujur dan demokratis. Pemilu itu merupakan yang kedua kalinya sejak militer melepas kekuasaannya pada 2011.

Kecurangan yang dituduhkan militer dibantah Komisi Pemi­lihan. Hal itu menyebabkan konfrontasi langsung antara pemerintah sipil dengan militer yang berbagi kekuasaan sesuai Konstitusi Myanmar.

Baca juga : Trump Kelar, Pemimpin Palestina Lega

Dalam Konstitusi disebutkan, militer akan mendapatkan kursi sebanyak 25 persen di Parlemen. Namun usai hasil Pemilu diumumkan, militer menuding ada kecurangan. Militer juga belum memastikan kehadirannya di Parlemen nanti.

Hal ini menambah ketidakpas­tian. Panglima tertinggi militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, dalam pidato yang disebar luas di kalangan militer me­nyebutkan, lebih baik Konstitusi dicabut daripada dilanggar. Min Aung tidak asal bicara. Karena praktik tersebut pernah terjadi sebelumnya di negara tersebut.

Baca juga : Dilantik Jadi Sekda, Anies Minta Marullah Bikin Kompak Birokrasi Atasi Pandemi

Belum ada komentar dari Suu Kyi terkait klaim kecurangan ini. Juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan, para anggota partai itu te­lah bertemu dengan para pemimpin militer untuk melakukan pembi­caraan. Namun, mereka mengaku pertemuan itu berujung buntu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.