Dark/Light Mode

Tiga Warga Myanmar Tewas Didor Aparat Militer

Junta Makin Beringas

Selasa, 23 Februari 2021 05:05 WIB
Unjuk rasa menentang kudeta militer berlangsung di Yangon, kota terbesar di Myanmar, kemarin. (Foto : Naung Kham/CNA)
Unjuk rasa menentang kudeta militer berlangsung di Yangon, kota terbesar di Myanmar, kemarin. (Foto : Naung Kham/CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi politik di Myanmar semakin tidak menentu. Junta semakin beringas menghadapi demonstran yang menentang kudeta militer. Setidaknya, sudah ada tiga orang warga di negeri itu tewas didor.

Junta mengharapkan tewasnya tiga warga sipil bisa meredam kondisi keamanan di Myanmar. Tapi fakta bicara lain, aksi unjuk rasa makin membesar. Kemarin, ribuan warga menolak kudeta militer, kembali turun ke jalan. Mereka berkumpul di Yangon, kota terbesar Myanmar. Junta menutup akses jalan di sekitar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yangon. Di kawasan itu, 20 truk militer dengan polisi antihuru-hara berjaga-jaga.

Baca juga : 2 Demonstran Tewas, Facebook Hapus Laman Militer Myanmar

Militer juga mengerahkan kendaraan lapis baja di Yangon. Aksi mogok massal, kemarin, digerakan kelompok Civil Dis­obedience Movement. Mereka menyebut aksi gerakan itu Spring Revolution atau Revolusi Musim Semi.

Sebelumnya, Minggu (21/2) malam, junta memperingatkan, warga agar tidak unjuk rasa. Se­bab, berisiko ditembak mati.

Baca juga : 2 Demonstran Myanmar Tewas Tertembak, AS Sampaikan Pesan Duka

Peringatan keras itu diumum­kan lewat tv nasional MRTV setelah demo besar akhir pekan lalu di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Demo itu diwarnai penembakan polisi terhadap para demonstran. Dua orang tewas dalam unjuk rasa itu.

“Para pengunjuk rasa seka­rang menghasut rakyat, terutama remaja dan pemuda yang emo­sional, ke jalur konfrontasi di mana mereka akan kehilangan nyawa,” ungkap Dewan Ad­ministrasi Negara, nama junta militer yang sekarang mengon­trol Myanmar.

Baca juga : Etnis Di Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Junta Militer

Junta menuding, pengunjuk rasa melakukan kekerasan, sehingga terpaksa aparat keaman­an membalasnya. Padahal, tidak ada peserta unjuk rasa melaku­kan kekerasan. Mereka hanya sesekali terlibat aksi saling dorong dengan aparat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.