Dark/Light Mode

Demo Konvoi Kendaraan, Jurus Baru Lawan Kudeta Myanmar

Senin, 22 Maret 2021 19:38 WIB
Seorang anak ikut memegang poster di tengah aksi warga Myanmar di seluruh dunia, yang bergerak memberikan dukungan kepada para pengunjuk rasa pro demokrasi di Myanmar. [Foto: Danish Siddiqui/Reuters]
Seorang anak ikut memegang poster di tengah aksi warga Myanmar di seluruh dunia, yang bergerak memberikan dukungan kepada para pengunjuk rasa pro demokrasi di Myanmar. [Foto: Danish Siddiqui/Reuters]

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski 250 demonstran telah tewas di Myanmar, aksi unjuk rasa menentang kudeta militer belum surut. Cara baru unjuk rasa pun dilakukan. Yakni dengan melakukan konvoi kendaraan, sambil menunjukkan salam tiga jari, sebagai simbol perlawanan.

Aksi kemarin, menandai peringatan satu bulan demonstrasi dan mogok massal sejak kudeta Myanmar 1 Februari lalu. Melalui media sosial, para aktivis mendesak masyarakat bergabung dengan protes konvoi mobil tersebut.

Baca juga : Temui Mendagri, Apkasi Laporkan Persiapan Munas V

Yangon dan Mandalay menjadi pusat aksi massa. Mereka datang dari latar belakang berbeda, termasuk para tenaga kesehatan yang memakai seragam medis warna putih.

Sebelumnya selama pada akhir pekan lalu, militer Myanmar terus melakukan kekerasan terhadap para demonstran. Berdasarkan laporan dari Asosiasi Bantuan Tahanan Politik Myanmar, setidaknya 250 orang tewas sejak aksi protes menentang kudeta. Berbagai tekanan pasukan keamanan, memaksa warga memikirkan cara-cara baru mengekspresikan penolakan mereka terhadap pemerintahan militer.

Baca juga : Kota dan Budaya Kudeta

Negara-negara Barat berulang kali mengutuk kudeta dan kekerasan tersebut. Sedangkan negara-negara Asia, yang selama bertahun-tahun menghindari saling mengkritik, kini angkat bicara. Sebagai tanda dorongan diplomatik baru di Asia Tenggara, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengunjungi Brunei Darussalam, kemarin, sebelum ke Malaysia dan Indonesia.

Perjalanan itu dilakukan di saat Indonesia dan Malaysia mengupayakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN, yang juga Myanmar adalah anggotanya. Brunei Darussalam saat ini adalah Ketua ASEAN. Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pada 2 Maret lalu, gagal membuat terobosan.

Baca juga : Anies: Jumlah Kendaraan Jakarta Lebih Banyak Dari Warga

Myanmar jatuh ke dalam krisis sejak pemerintah terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi digulingkan militer. Hal itu mengakhiri 10 tahun reformasi demokrasi di negara itu.

Suu Kyi juga dituduh atas penyuapan dan kejahatan lain yang membuatnya dilarang berpolitik dan dipenjara, jika terbukti bersalah. Sejauh ini, militer Myanmar yang mengklaim sebagai satu-satunya penjaga persatuan nasional, tidak menunjukkan tanda-tanda mempertimbangkan untuk menyerahkan kembali kekuasaannya kepada rakyat. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.