Dark/Light Mode

Kemlu Baru Dapat Akses Ke WNI Terduga Teroris Di Malaysia

Senin, 29 Maret 2021 12:51 WIB
Kepala Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), Inspektur Jenderal Tan Sri Abdul Hamid Bador. [Foto: Miera Zulyana/malaymail.com]
Kepala Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), Inspektur Jenderal Tan Sri Abdul Hamid Bador. [Foto: Miera Zulyana/malaymail.com]

RM.id  Rakyat Merdeka - Perwakilan tim Kementerian Luar Negeri Indonesia baru mendapatkan akses kepada seorang warga negara Indonesia/WNI yang diduga menjadi tersangka kasus terorisme di Negeri Jiran.

Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah membenarkan, bahwa ada WNI yang tertangkap kepolisian Diraja Malaysia atas dugaan rencana pembunuhan Mahathir Mohamad. Saat dihubungi, Senin (29/3), Faizasyah mengatakan, penangkapan WNI sudah terjadi pada Januari 2020.

"Namun kasus ini baru menjadi perhatian publik Malaysia baru-baru ini," jelasnya. Pihak Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur pun baru diberikan akses kekonsuleran pekan kemarin.

Baca juga : Densus 88 Tangkap Satu Terduga Teroris Di Kabupaten Tangerang

"Saat ini, staf KBRI di Kuala Lumpur mendapat akses kekonsuleran untuk bertemu dengan WNI itu, untuk mendapatkan keterangan. Namun, identitas WNI yang ditangkap itu masih dirahasiakan," tegasnya.

Proses hukum yang dijalani yang bersangkutan juga tidak diketahui, apakah segera menjalani sidang atau masih dalam tahap pemeriksaan penyidikan.

Menurut keterangan Kepala Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) Inspektur Jenderal Tan Sri Abdul Hamid Bador, ada enam orang yang ditangkap di Kuala Lumpur, Selangor, Perak dan Penang pada 6 dan 7 Januari 2020 karena terlibat dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Salah satunya, adalah WNI.

Baca juga : BRI Komit Lakukan Transformasi Digital

Hamid mengatakan, dari penyelidikan diungkapkan ketiga pria itu mengancam akan membunuh Mahathir dan beberapa anggota kabinetnya karena mereka dipandang sebagai pemerintah sekuler.

Abdul Hamid hanya menyebut bahwa ketiga pria itu merupakan bagian dari enam orang yang ditangkap dalam penggerebekan di Kuala Lumpur, Selangor, Perak dan Penang pada 6 dan 7 Januari 2020 atas keterlibatan dengan kelompok ISIS.

"Mereka merupakan bagian dari sel IS (nama lain ISIS) yang dibentuk 2019 yang bertujuan mempromosikan ideologi Jihad Salafi, merekrut anggota baru dan melancarkan serangan di Malaysia. Mereka juga berencana melancarkan serangan terhadap kasino di Genting Highlands dan pabrik bir di Klang Valley," jelas Abdul Hamid, dikutip The Star, Minggu (28/3). [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.