Dark/Light Mode

Gonjang Ganjing Di Kerajaan Pelindung Yerusalem

Senin, 5 April 2021 23:23 WIB
Pangeran Hamzah bersama istrinya, Putri Basmah pada 2011. (Foto BBC/Khalil Mazraawi)
Pangeran Hamzah bersama istrinya, Putri Basmah pada 2011. (Foto BBC/Khalil Mazraawi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kerajaan Yordania biasanya jauh dari pemberitaan terkait perebutan kekuasaan. Apalagi kerajaan itu tak sekaya tetangganya, Arab Saudi. Namun, akhir pekan lalu, kantor berita Inggris BBC memberitakan gonjang ganjing di kerajaan yang menjadi penjaga kota suci Yerusalem.

Disebutkan, mantan Putra Mahkota, Pangeran Hamzah bin Hussein mengatakan, dirinya menjadi tahanan rumah. Bahkan tidak diizinkan berbicara dengan orang lain. Tapi dia berhasil mengirimkan video ke kantor berita Inggris, BBC, lewat pengacaranya.

Video itu beredar ketika tersiar kabar bahwa anggota keluarga kerajaaan, Hassan bin Zaid dan mantan kepala kerajaan Basem Awadalah ditangkap dengan alasan keamanan pada Sabtu (3/4/2021). Hamzah juga ditahan pada hari yang sama.

Dalam video itu, Hamzah mengatakan, kepala staf militer sempat mengunjunginya. Selain dirinya, sejumlah rekannya juga ditangkap. Di saat yang sama, Hamzah membantah menjadi bagian dari konspirasi terhadap saudara tirinya Raja Abdullah II. Dia menyebut, dirinya tidak bertanggung jawab atas kegagalan dalam pemerintahan.

Baca juga : Tinjau Banjir Bandang, Pagi Ini Kepala BNPB Bertolak Ke NTT

Namun Hamzah mengkritik korupsi di kerajaan dengan populasi 10 juta orang itu. "Sayangnya negara ini telah terhalang korupsi, nepotisme, dan salah aturan dan akibatnya adalah kehancuran atau hilangnya harapan," sesalnya.

Sebelumnya, tentara mengatakan telah memperingatkan Hamzah agar tidak merusak keamanan negara. Militer juga membantah bahwa pihaknya melakukan penahanan. Kepala Staf Gabungan Mayjen Yousef Huneiti menegaskan, apa yang diberitakan tentang penangkapan Pangeran Hamzah tidak benar.

"Tapi pangeran telah diminta untuk menghentikan beberapa kegiatan yang dapat digunakan untuk mengguncang stabilitas dan keamanan Yordania," lanjutnya.

Menanggapi kehebohan diakibatkan video tersebut, Wakil PM Ayman Safadi berkomentar. ia menuding Hamzah telah memutarbalikkan fakta dan berusaha menarik empati. Dilansir kantor berita negara, Petra, Safadi mengatakan, Hamzah telah berbicara dengan pihak di luar negeri tentang mengacaukan stabilitas negara dan pemerintah sudah lama mengawasinya.

Baca juga : Kontrakan Terduga Teroris Di Banjaran, Bandung Digerebek Densus 88

"Sang pangeran berusaha menggerakkan para pemimpin klan untuk melawan pemerintah. Tetapi rencana tersebut telah dihentikan sejak awal," kata Safadi seperti dikutip Petra.

Siapa Hamzah

Pangeran Hamzah adalah putra sulung mendiang Raja Hussein bin Talal dan istri kesayangannya, Ratu Noor. Ia adalah lulusan Sekolah Harrow di Inggris dan Akademi Militer Kerajaan di Sandhurst. Dia juga kuliah di Universitas Harvard AS dan pernah bertugas di angkatan bersenjata Yordania.

Ia dinilai sangat mirip dengan ayahnya, Raja Hussein, dan juga sangat populer di kalangan suku-suku setempat. Dia dinobatkan sebagai putra mahkota Yordania pada 1999 dan merupakan anak favorit Raja Hussein.

Baca juga : 2 Tangki Berhasil Dipadamkan, Pertamina Terus Jinakkan Si Jago Merah

Akan tetapi dia dianggap masih terlalu muda dan belum berpengalaman untuk diangkat menjadi penerus pada saat kematian Raja Hussein. Beberapa tahun wafat, Raja Hussein menyepakati perjanjian antara Yordania-Israel pada 1994. Dalam butir kesepakatan itu, ditegaskan bahwa Yordania bertindak sebagai pelindung situs-situs berharga Islam dan Kristen yang ada di Yerusalem.

Kakak tirinya, Abdullah, naik tahta dan mencopot gelar putra mahkota dari Hamzah pada 2004, kemudian memberikannya kepada putranya sendiri. Langkah itu dipandang sebagai pukulan bagi Ratu Noor, yang berharap putra tertuanya menjadi raja.

Proses penangkapan Hamzah dan beberapa anggota kerajaan lainnya, Sabtu (3/4) waktu setempat, dilakukan ketika Yordania bersiap untuk menandai 100 tahun sejak kerajaan baru. Yang saat itu bernama Transyordania didirikan bersama Palestina di bawah mandat Inggris. Yordania mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1946 meskipun memiliki sedikit kekayaan minyak, sangat kekurangan air dan berulang kali diguncang perang di perbatasannya. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.