Dark/Light Mode

Pasang Iklan Di Facebook, China: Muslim Uighur Bahagia Di Xinjiang

Rabu, 7 April 2021 19:00 WIB
Tanda propaganda pemerintah China dengan slogan-slogan bertuliskan
Tanda propaganda pemerintah China dengan slogan-slogan bertuliskan "Selamanya Mengikuti Partai" dan "Etnis China, Satu Keluarga", di Aksu, Xinjiang, China, bulan lalu. (Foto Ng Han Guan / Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah staf Facebook komplain terhadap iklan Pemerintah China yang menggambarkan Muslim Uighur hidup bahagia di wilayah otonomi Xinjiang.  Staf itu merasa, Facebook telah digunakan sebagai saluran propaganda China yang menyangkal adanya pelanggaran HAM di sana.

Dilansir The Wall Street Journal pada pekan lalu, isu Xinjiang mengemuka dalam forum internal Facebook untuk para staf Muslim. Mereka membahas China yang memasang iklan di Facebook. Isinya mengenai warga yang mengatakan, kehidupan mereka di Xinjiang membaik, dan negara-negara Barat berusaha untuk membuat China tidak stabil.

"Sudah waktunya platform kita melawan informasi yang salah," kata karyawan itu, dalam pesannya yang mendesak Chief Product Officer, Chris Cox sadar soal isu ini.

Baca juga : China Balas Sanksi Uni Eropa

Cox yang kemudian membalas keluhan itu, mengatakan akan menindaklanjuti respons tersebut. "Ini sangat serius. Izinkan saya memeriksa dengan tim integritas kami," kata Cox menanggapi. 

Namun, Hingga kini, Facebook belum menindaklanjuti komplain tersebut. Menurut juru bicara Facebook kepada Insider, iklan tersebut tidak melanggar media sosial yang penggunanya paling banyak sedunia. 

"Iklan itu tidak melanggar kebijakan Facebook, kami memantau laporan situasi di Xinjiang untuk membantu menginformasikan pendekatan dan uji tuntas kami tentang masalah ini. Kami berkomitmen untuk menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia," kata juru bicara itu.

Baca juga : Khatib Masjid Muslim Uighur: Tak Ada Larangan Puasa Di Xinjiang

Wilayah Xinjiang adalah rumah bagi sebagian besar etnis minoritas Muslim Uighur di China. Pada Februari lalu, Komisioner Tinggi Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-bangsa (Dewan HAM PBB), Michelle Bachelet mengatakan pentingnya penilaian independen dan komprehensif mengenai isu HAM di sana.

Pemikiran itu muncul karena adanya menyusul laporan etnis Uighur dijebloskan ke pusat penahanan massal, mengalami kekerasan seksual dan kerja paksa. Terkait Xinjiang, Pemerintah Amerika Serikat bahkan menuding Beijing melakukan genosida terhadap etnis Uighur.Facebook selama ini memang diblokir di China. Namun, Beijing dapat memasang iklan untuk menyebarkan pandangan politiknya kepada miliaran orang di luar China.

Sumber mengatakan kepada Wall Street Journal, Facebook belum memutuskan apakah akan bertindak berdasarkan kekhawatiran staf, dan perusahaan sedang melihat bagaimana organisasi internasional seperti PBB menangani situasi di Xinjiang. PBB memulai negosiasi dengan Beijing pekan lalu untuk mengatur kunjungan tanpa batasan ke Xinjiang.

Baca juga : AS-China Bisa Perang Beneran

Facebook memiliki jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU) sebanyak 2,7 miliar pengguna per 25 Januari 2021, dari sumber We Are Social. Jumlah itu menempatkan platform buatan Mark Zuckerberg sebagai media sosial yang paling banyak digunakan di dunia.

Selain Facebook, ada YouTube dan WhatsApp masing-masing memiliki pengguna sebesar 2,3 miliar dan 2 miliar. Sementara, jumlah pengguna Facebook Messenger dan Instagram berturut-turut sekitar 1,3 miliar dan 1,2 miliar.

Sementara itu, lima media sosial lainnya yang paling banyak digunakan secara global berasal dari China. Yakni  WeChat (1,2 miliar pengguna), TikTok (689 juta pengguna), QQ (617 juta pengguna), Douyin (600 juta pengguna), dan Sina Weibo (511 juta pengguna). [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.