Dark/Light Mode

Meski Sederhana, Perayaan Lebaran di Ethiopia Tetap Seru Loh...

Selasa, 18 Mei 2021 07:30 WIB
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur, dalam talkshow RMid bertajuk
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur, dalam talkshow RMid bertajuk "Lebaran Seru di Ethiopia", Senin (17/5) malam. (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah pandemi Covid-19, perayaan Idul Fitri di Ethiopia dilangsungkan secara sederhana. Sebab, pemerintah masih membatasi orang-orang untuk berkumpul.

"Masyarakat dilarang mengadakan acara yang dihadiri lebih dari 50 orang," ujar Duta Besar RI untuk Ethiopia, Al Busyra Basnur, dalam talk show RM.id bertajuk "Lebaran Seru di Ethiopia", Senin (17/5) malam.

Muslim Ethiopia yang berjumlah 33,9 persen dari 115 juta keseluruhan jumlah penduduk, mayoritas menggelar shalat Id di rumah masing-masing. "Ada juga yang di lapangan, tapi tidak lebih dari 50 orang," imbuhnya.

Yang unik, di negara itu tidak ada tradisi malam takbiran. Yang ada, tiga hari sebelum Idul Fitri, masyarakat muslim di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, berbuka dan shalat tarawih ramai-ramai di satu taman, di-provide pemerintah. "Tapi sejak Covid-19 keramaian-keramaian itu dibatasi," ucap Busyra.

Suasana di KBRI Addis Ababa juga begitu. Sebelum pandemi, KBRI biasanya mengundang masyarakat Indonesia, orang-orang Ethiopia, pejabat-pejabat pemerintah, pengusaha, dan tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk shalat Id dan merayakan Idul Fitri.

Baca juga : Berbagi Kegembiraan Lebaran Di Hongaria Dengan Opor Dan Ketupat

Tapi dua tahun belakangan, karena harus mematuhi peraturan serta menjaga diri sendiri dan orang lain, KBRI tidak mengundang secara resmi masyarakat Indonesia. "Shalat Id cuma internal, cuma keluarga KBRI Addis Ababa saja," bebernya.

Meski sederhana, tapi hidangan Lebaran khas Indonesia tetap tersedia. "Ada opor ayam, terus ada berbagai macam sayur. Dan makanan di sini 99 persen adalah organik," tuturnya.

Busyra bilang, tidak sulit membuat masakan Indonesia di sana. Sebab, hampir semua bahan masakannya ada. Kecuali dua; santan dan kunyit. Ethiopia berada di daerah pegunungan. Addis Ababa sendiri, berada di ketinggian 2.350 meter dari permukaan laut. Tentu tak ada pohon kelapa di sana.

"Jadi kalau mau makan rendang di sini, mesti ada ekstra perjuangan sedikit. Ada bubuk kelapa diimpor dalam bentuk kaleng, dan itu mahal," kisah Busyra.

Selain bahan makanan yang relatif mudah didapatkan, kecuali santan tadi, orang-orang KBRI juga tak kesulitan untuk makan masakan Indonesia karena mereka membawa beberapa chef dari Indonesia.

Baca juga : Penjagaan Pelabuhan Diperketat

Ada pula tiga ibu-ibu Ethiopia berusia lanjut yang sudah lebih dari 50 tahun bekerja di KBRI Addis Ababa.

"Jadi ibu-ibu ini jago-jago memasak makanan Indonesia. Selama Ramadan mereka ikut memasak untuk buka puasa masyarakat Indonesia di sini," bebernya.

Ketiga ibu ini pun juga fasih berbahasa Indonesia. "Kalau ada tamu dari Indonesia, lalu mereka ditanya, 'ibu dari mana?', mereka akan jawab, 'saya dari Ambon'," kisah Busyra disambut tawa dua editor RM.id yang menjadi host dalam acara talkshow tersebut, Rusmadi dan Sri.

"Sontak tamunya bingung. 'Kan ibu orang Ethiopia?', tanya tamu itu lagi. Ibu itu jawab, 'hati saya sudah hati Indonesia'," lanjutnya. Dari tawa, jadi berubah bangga.

Selain makanan Indonesia, ada pula makanan khas Ethiopia, Injera, yang disajikan ketika lebaran. Makanan berbahan terigu serupa dadar gulung yang diisi dengan ayam, daging, serta sayur-sayuran itu wajib tersedia di meja makan keluarga-keluarga di Ethiopia. Dihidangkan dalam piring besar. "Makannya disobek-sobek," jelasnya sambil tertawa.

Baca juga : Digelar Sederhana, Ini Pesan Agung Firman Di HUT PBSI Ke-70

Busyra mengungkapkan, warga Indonesia di Ethiopia ada sekitar 100 orang. Sebanyak 50 ada di Addis Ababa, dan 50 lainnya ada di Hawassa, yang berjarak 300 km dari ibu kota.

Rata-rata orang Indonesia yang berada di Hawassa adalah anak muda yang bekerja di sejumlah perusahaan di sana, termasuk dua perusahaan Indonesia.

Setelah lebaran tanggal 13 Mei, Busyra menyapa langsung seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Ethiopia secara virtual. Juga, enam WNI dari Djibouti.

Dalam pertemuan virtual itu, para warga Indonesia di Hawassa menceritakan aktivitas mereka selama lebaran. Jadi, sekitar 30 orang ramai-ramai shalat Id di gudang sebuah perusahaan. Setelah itu, mereka ramai-ramai masak hidangan lebaran di apartemen.

"Di Hawassa kawan-kawan itu pintar-pintar memasak, jadi kemarin saya diperlihatkan makanan jadinya," tandasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.