Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Copa America 2024, Kolombia Gasak Paraguay 2-1
- Albania Tersingkir, Tim Matador Juara Grup B Piala Eropa 2024
- SIM Keliling Bogor Selasa 25 Juni, Hadir Di Mitra 10 Sholeh Iskandar
- ASEAN U-16 Boys Championship, Nova Minta Timnas U-16 Kreatif Bangun Serangan
- Pelatih Kosta Rika: Brasil Dihormati, Bukan Ditakuti
![Imam Khomeini -kiri- (1900-1989) saat bertemu Yasser Arafat (kedua kiri) atau Muhammad Yassir Abdul Rahman Abdul Rauf Arafat al-Qudwa (1929–2004) pada 1979. Yasser Arafat adalah seorang negarawan Palestina, Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada 1959. [Foto: Institute for Humanities and Cultural Studies] Imam Khomeini -kiri- (1900-1989) saat bertemu Yasser Arafat (kedua kiri) atau Muhammad Yassir Abdul Rahman Abdul Rauf Arafat al-Qudwa (1929–2004) pada 1979. Yasser Arafat adalah seorang negarawan Palestina, Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada 1959. [Foto: Institute for Humanities and Cultural Studies]](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
Sebelumnya
Imam Khomeini menyebut perang melawan Zionisme internasional dan kekuatan ambisius sebagai sebuah perang abadi antara kaum mustadhafin (tertindas) dengan mereka. Sang Imam juga melihat Palestina dan Quds (Yerusalem) sebagai poros gerakan ini dan memaparkan ajaran Islam sebagai poros ideologi perlawanan ini. Karena Zionisme telah melucuti hampir semua ajaran agama dan non-agama lainnya di bidang perlawanan terhadap mereka.
Baca juga : PMI Salurkan Donasi Rp 1 Miliar Untuk Palestina
Hari ini, pemikiran Islam sendiri masih tegak di hadapan arus ini. Melihat perkembangan di tingkat internasional dan bahwa perang atau perlawanan nyata terjadi antara Zionisme dengan Islam, maka lapisan masyarakat dunia yang tertindas yang disebut oleh Imam Khomeini sebagai mustadhafin, secara alami terinspirasi dari ideologi Islam dan mampu berdiri melawan Zionisme serta besar harapan meraih kemenangan.
Baca juga : Hoax, BI Blokir Transfer Dana Ke Bank Palestina
Karena Palestina adalah wilayah pertama dari perang ini, mendukung kemerdekaan Palestina menjadi sebuah taklif (kewajiban) global. (*)
Baca juga : Seperti Bung Karno, Puan Tegas Dukung Palestina
[Penulis: Mehrdad Rakhshandeh Yazdi, Konselor Kebudayaan Iran di Jakarta]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya