Dark/Light Mode

Imam Khomeini dan Palestina

Jumat, 4 Juni 2021 12:40 WIB
Imam Khomeini -kiri- (1900-1989) saat bertemu Yasser Arafat (kedua kiri) atau Muhammad Yassir Abdul Rahman Abdul Rauf Arafat al-Qudwa (1929–2004) pada 1979. Yasser Arafat adalah seorang negarawan Palestina, Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada 1959. [Foto: Institute for Humanities and Cultural Studies]
Imam Khomeini -kiri- (1900-1989) saat bertemu Yasser Arafat (kedua kiri) atau Muhammad Yassir Abdul Rahman Abdul Rauf Arafat al-Qudwa (1929–2004) pada 1979. Yasser Arafat adalah seorang negarawan Palestina, Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada 1959. [Foto: Institute for Humanities and Cultural Studies]

 Sebelumnya 
Baitul Maqdis adalah kiblat pertama umat Islam dan kota agama ketiga mereka yang memiliki keterkaitan dengan akidah umat Islam. Karena itu, ikatan hubungan Imam Khomeini dengan Palestina dan Baitul Maqdis bukan sebuah ikatan hubungan baru.

Isu ini telah menjadi perhatian beliau sejak awal dekade 40-an. Imam Khomeini memandang, Syah (Mohammad Reza Pahlavi, juga dikenal dengan Mohammad Reza Shah, adalah Syah [Raja] Iran terakhir dari 16 September 1941 hingga penggulingannya dalam Revolusi Iran pada 11 Februari 1979. Karena statusnya sebagai Syah terakhir Iran, ia sering dikenal sebagai Syah saja), Amerika, dan Israel sebagai komplotan yang bersekutu melawan Islam.

Imam Khomeini pada 1962 mengumumkan: “Berdasarkan kewajiban syar’i terhadap bangsa Iran dan umat Islam di dunia, saya mengingatkan akan adanya bahaya di depan. Alquran dan Islam berada dalam bahaya.”

Baca juga : PMI Salurkan Donasi Rp 1 Miliar Untuk Palestina

Pasca Revolusi Islam Iran pun, Imam Khomeini semakin mengikuti perkembangan isu Palestina dan dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan bahaya Israel dan Zionis. Dari ucapan-ucapan Imam Khomeini, dapat disimpulkan pokok-pokok persoalan Palestina dalam pemikirannya sebagai berikut:

- Pemisahan persoalan Yahudi dari Zionisme

- Menyerukan umat Islam untuk bersatu melawan Israel

Baca juga : Hoax, BI Blokir Transfer Dana Ke Bank Palestina

- Mengalokasikan dana keagamaan untuk para pejuang Palestina

- Menjadikan Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia

- Penghapusan Israel

Baca juga : Seperti Bung Karno, Puan Tegas Dukung Palestina

Secara umum, fungsi terpenting dari pemikiran Imam Khomeini dalam persoalan Palestina dapat disebutkan sebagai berikut: Mengungkap sifat rasis dan anti-kemanusiaan dari rezim Zionis, pembentukan dan kemenangan gerakan Islam dan kesyahidan pada arus perlawanan rakyat Palestina, kegagalan kompromi dan rencana AS di Timur Tengah dan sambutan dunia untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan Zionisme.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.