Dark/Light Mode

PM Bennett Restui Aksi Parade Warga Di Yerussalem

Israel Dan Palestina Rawan Bentrok Lagi

Rabu, 16 Juni 2021 05:22 WIB
Warga Palestina ketika menggelar parade yang disebut ‘day of rage’ untuk memprotes rencana Israel menduduki Tepi Barat, di Gaza City, 1 Juli 2020. (Foto : Getty Images/Majdi Fathi).
Warga Palestina ketika menggelar parade yang disebut ‘day of rage’ untuk memprotes rencana Israel menduduki Tepi Barat, di Gaza City, 1 Juli 2020. (Foto : Getty Images/Majdi Fathi).

 Sebelumnya 
Keputusan mengenai rute ke permukiman Muslim disebut akan menentukan persepsi terhadap pemerintahan baru Israel ini. Jika Naftali Bennett meng­hindari rute itu, kubu mantan PM Benjamin Netanyahu bisa meng­gunakannya untuk membangun narasi bahwa pemerintahan baru takut terhadap Hamas.

Sebelum Naftali Bennett ter­pilih menjadi PM, Israel bertempur dengan milisi Palestina, Hamas, selama 11 hari. Ratusan orang menjadi korban dalam bencana itu. Namun, pertempuran itu juga menjadi langkah drastis terakhir dari Netanyahu sebelum ia gagal membentuk pemerintahan baru.

“Sudah waktunya Israel mengancam Hamas dan bukan Hamas mengancam Israel,” ujar anggota parlemen sayap kanan, Itamar Ben-Gvir.

Baca juga : Jihad Islam Palestina: Perlawanan dan Jihad Tetap Berlanjut

Mengacu pada laporan media-media lokal, parade yang disetujui Nafatli Bennett itu akan mulai Selasa (15/6) pukul 18.00 waktu setempat. Warga berkum­pul dulu di Gerbang Damaskus baru setelahnya mulai berjalan mengelilingi Yerusalem Timur.

Tak tinggal diam, warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat dikabarkan juga bersiap-siap dengan parade serupa bertema “Hari Kemarahan” (A Day of Rage).

Mengendus Potensi Bentrokan

Baca juga : Indonesia Usulkan Tiga Langkah Kunci Hentikan Agresi Israel di Palestina

Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem mengendus potensi bentrokan apabila rombongan parade memasukkan wilayah permukiman Muslim ke rutenya. Mereka telah melarang seluruh staf kedutaan untuk ikut dalam kegiatan itu ataupun masuk ke wilayah permukiman Muslim.

“Kami melarang personil dan keluarga dari Kedutaan Besar Amerika untuk masuk ke Kota Tua karena adanya parade nasio­nalis Israel dan potensi demon­strasi balasan,” ujar keterangan pers Kedutaan Besar Amerika.

Menanggapi kekhawatiran itu, Deputi Menteri Keamanan Dalam Negeri Yoav Segalovitz mengatakan, rute parade bisa berubah. Belajar dari pengalaman-pengalaman, katanya, ‘kunjungan’ ke wilayah Muslim dihindari dalam situasi-situasi sensitif.

Baca juga : Indonesia Kutuk Pengusiran Paksa Warga Palestina Oleh Israel, Dan Bentrokan Berdarah Di Masjid Al Aqsa

“Hal yang kami pertimbang­kan apakah hal (kunjungan) tersebut adalah waktu yang tepat atau tidak di momen seperti sekarang,” ujar Segalovitz. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.