Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
PM Bennett Restui Aksi Parade Warga Di Yerussalem
Israel Dan Palestina Rawan Bentrok Lagi
Rabu, 16 Juni 2021 05:22 WIB
Sebelumnya
Keputusan mengenai rute ke permukiman Muslim disebut akan menentukan persepsi terhadap pemerintahan baru Israel ini. Jika Naftali Bennett menghindari rute itu, kubu mantan PM Benjamin Netanyahu bisa menggunakannya untuk membangun narasi bahwa pemerintahan baru takut terhadap Hamas.
Sebelum Naftali Bennett terpilih menjadi PM, Israel bertempur dengan milisi Palestina, Hamas, selama 11 hari. Ratusan orang menjadi korban dalam bencana itu. Namun, pertempuran itu juga menjadi langkah drastis terakhir dari Netanyahu sebelum ia gagal membentuk pemerintahan baru.
“Sudah waktunya Israel mengancam Hamas dan bukan Hamas mengancam Israel,” ujar anggota parlemen sayap kanan, Itamar Ben-Gvir.
Baca juga : Jihad Islam Palestina: Perlawanan dan Jihad Tetap Berlanjut
Mengacu pada laporan media-media lokal, parade yang disetujui Nafatli Bennett itu akan mulai Selasa (15/6) pukul 18.00 waktu setempat. Warga berkumpul dulu di Gerbang Damaskus baru setelahnya mulai berjalan mengelilingi Yerusalem Timur.
Tak tinggal diam, warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat dikabarkan juga bersiap-siap dengan parade serupa bertema “Hari Kemarahan” (A Day of Rage).
Mengendus Potensi Bentrokan
Baca juga : Indonesia Usulkan Tiga Langkah Kunci Hentikan Agresi Israel di Palestina
Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem mengendus potensi bentrokan apabila rombongan parade memasukkan wilayah permukiman Muslim ke rutenya. Mereka telah melarang seluruh staf kedutaan untuk ikut dalam kegiatan itu ataupun masuk ke wilayah permukiman Muslim.
“Kami melarang personil dan keluarga dari Kedutaan Besar Amerika untuk masuk ke Kota Tua karena adanya parade nasionalis Israel dan potensi demonstrasi balasan,” ujar keterangan pers Kedutaan Besar Amerika.
Menanggapi kekhawatiran itu, Deputi Menteri Keamanan Dalam Negeri Yoav Segalovitz mengatakan, rute parade bisa berubah. Belajar dari pengalaman-pengalaman, katanya, ‘kunjungan’ ke wilayah Muslim dihindari dalam situasi-situasi sensitif.
“Hal yang kami pertimbangkan apakah hal (kunjungan) tersebut adalah waktu yang tepat atau tidak di momen seperti sekarang,” ujar Segalovitz. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya