Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pertahanan Covid-19 Dijebol Varian Delta, Australia Lockdown Lebih Dari 12 Juta Warganya

Rabu, 30 Juni 2021 22:41 WIB
Warga antre untuk menerima vaksinasi Covid-19 di Sydney Olympic Park in Sydney, Australia, 23 Juni 2021. (Foto Reuters/Jane Wardell)
Warga antre untuk menerima vaksinasi Covid-19 di Sydney Olympic Park in Sydney, Australia, 23 Juni 2021. (Foto Reuters/Jane Wardell)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertahanan Australia untuk menangkal Covid-19 akhirnya bobol gara-gara virus Corona varian Delta. Padahal setelah setahun terakhir perjuangan, Negeri Kanguru itu sudah memasuki tahap "normal Covid". Yakni warganya bisa makan dengan bebas di restoran dan mengunjungi kelab malam serta ramai-ramai nonton pertunjukan musik.

Penangkal serangan Covid di Australia dinilai manjur. Mulai dari penutupan perbatasan hingga kewajiban karantina. Saat muncul kenaikan kasus yang tidak biasa di suatu wilayah, pihak berwenang langsung bertindak dengan me-lockdown kota tersebut sambil mencari (tracing) siapa saja yang terpapar.

Namun, ceritanya langsung berubah dalam dua pekan terakhir. Ketika varian Delta datang. Dalam satu pekan, angka positif di sana melonjak hingga lebih dari 100 kasus. Jumlah itu, kemudian, pada Rabu (30/6/2021), naik di angka 200.

Jumat, 25 Juni lalu, pejabat setempat telah menerapkan lockdown di Sydney. Senin, 28 Juni krisis di Sydney itu menjalar ke tingkat nasional. Akhirnya, kota besar lainnya Sydney, Darwin, Perth, dan Brisbane menjalani lockdown juga.

Baca juga : Covid Melonjak, PUPR Lockdown Sampai 29 Juni

Lalu, kini Pemerintah Australia menutup atau lockdown 7 kota. Yakni Sydney, Brisbane, Perth, Darwin, Townsville, dan Gold Coast untuk tetap tinggal di rumah. Menyusul enam kota itu, Rabu (30/6), Alice Springs, di pedalaman di selatan Australia juga menerapkan lockdown lantaran muncul kasus Covid-19 varian Delta di Australia Selatan.

Dengan langkah ini, lebih dari 12 juta warga Australia harus mengalami pembatasan kegiatan. Ini jumlah terbesar sejak lockdown nasional kali pertama diterapkan di awal pandemi tahun lalu. Pemerintah Australia mengkhawatirkan Covid-19 varian Delta dapat menyebar ke komunitas Aborigin terdekat yang rentan.

Menanggapi hal tersebut, para pemimpin negara bagian memperketat perbatasan pada Rabu (30/06/2021). Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk menyerukan larangan keras terhadap kedatangan internasional.

Dia mengatakan, kasus baru varian Delta datang dari seorang pelancong bisnis asal Indonesia yang telah menginfeksi resepsionis di sebuah rumah sakit. “Orang yang membawa virus ke Queensland bukan orang Australia yang rentan yang kembali ke rumah. Sejujurnya saya pikir kita perlu diskusi serius tentang memastikan bahwa orang yang divaksinasi datang ke negara ini," kata Palaszczuk seperti dilansir dari BBC.com, Rabu (30/6/2021).

Baca juga : Pecah Rekor, Vaksinasi Covid-19 Cetak Angka 1,3 Juta Per Hari

Hari ini, New South Wales telah mencatat 22 kasus baru dan menambahkan clusternya menjadi sekitar 170 kasus. Di negara bagian New South Wales, dengan Sydney sebagai ibu kotanya, pihak berwenang melaporkan hampir 100% penularan Delta terjadi di rumah tangga ketimbang varian sebelumnya yang hanya 25%.

Klaster rumah tangga itu bisa terjadi hanya karena warga berpapasan dengan orang yang sudah tertular di sebuah toko. Sydney, dan daerah sekitarnya tetap terkunci atau lockdown hingga 9 Juli 2021.

"Delta ini benar-benar sangat menular. Bahkan walau sudah divaksin sekalipun masih ada potensi untuk tertular," kata Profesor Nancy Baxter, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Global dari Universitas Melbourne.

Bahaya yang ditimbulkan varian Delta juga menandakan kegagalan program vaksinasi di Australia. Belum sampai 5% warga dewasa di negara itu yang sudah divaksin secara penuh dan baru 29% yang menerima dosis pertama.

Baca juga : Atasi Lonjakan Covid-19, Puskesmas Di Pekalongan Disulap Jadi RS Darurat

Di antara kelompok negara maju (OECD), Australia termasuk terbelakang dalam program vaksinasi Covid-19. Kalangan pengritik menyatakan pemerintah harus bertanggungjawab. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.