Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kemlu Inggris Minta Maaf Atas Larangan Staff LGBT+ Di Masa Lalu
Selasa, 6 Juli 2021 17:17 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris meminta maaf atas perlakuan tidak adil dan pelarangan kepada staf Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT+). Pihak Kemlu Inggris mengaku kehilangan banyak bakat cerdas dan terbaik karena pendekatan salah kaprah yang dianut pada masa lalu.
Diketahui, larangan staf LGBT+ dicabut pada Juli 1991. Dan 30 tahun kemudian, Kepala Dinas Diplomatik Philip Barton mengeluarkan permintaan maaf publik.
Pembatasan tersebut diberlakukan karena kekhawatiran bahwa staf LGBT dapat lebih rentan terhadap pemerasan karena seksualitas mereka, yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan.
Baca juga : Ketua DPD RI Minta Masyarakat Patuhi Aturan PPKM Darurat
"Larangan itu pernah diberlakukan karena dahulu terdapat anggapan bahwa orang-orang LGBT+ lebih rentan terhadap tindak kekerasan dan pemerasan dibandingkan rekan-rekan lainnya dan oleh karena itu mereka dianggap berisiko saat bekerja," ujar Barton dalam keterangan resmi dikutip Kemlu Inggris, Senin (5/7).
Akibat keputusan tersebut, lanjut Barton, karier sejumlah staf Kemlu Inggris berakhir, dipersingkat, atau diberhentikan bahkan sebelum mereka memulai tugas resmi.
"Dan tidak diragukan lagi, layanan diplomatik Inggris telah kehilangan beberapa talenta paling cerdas dan terbaiknya," sambung Barton.
Baca juga : Ketua DPRD DKI Surati Jokowi, Minta Terpidana Sabu 420 Kg Dihukum Mati
"Saya ingin meminta maaf secara terbuka atas larangan tersebut serta dampaknya terhadap staf LGBT+ kami, dan orang-orang yang mereka cintai, baik di Inggris maupun di luar negeri," tegasnya.
Barton mencatat kemajuan yang dibuat oleh kemlu Inggris sebagai organisasi yang beragam dan inklusif dalam 30 tahun sejak berakhirnya larangan tersebut. Serta kontribusi yang dilakukan Inggris untuk memperjuangkan hak-hak LGBT+ secara internasional.
"Selama 30 tahun sejak larangan itu dicabut, Kemlu Inggris telah membuat kemajuan besar dalam menjadi organisasi yang bangga dan inklusif bagi orang-orang LGBT+, dan juga sebagai pembela hak-hak LGBT+ di seluruh dunia," ujarnya.
Baca juga : Menkes Inggris Yang Cium Ajudannya Di Masa Lockdown, Akhirnya Mundur
Dia pun memberikan penghargaan kepada semua staf LGBT+ Kemlu yang membantu membuat perubahan dalam Layanan Diplomatik, sembari mewakili negara mereka dengan profesionalisme dan dedikasi.
"Saya berterima kasih kepada mereka atas kontribusi yang telah mereka buat, dan akan terus lakukan," pungkasnya. Duta Besar Inggris yang menyatakan diri bagian dari LGBT+ secara terbuka pertama kali ditugaskan pada 2004. Saat ini, ada sejumlah Duta Besar Inggris yang secara terbuka menyatakan diri sebagai bagian LGBT+ di berbagai negara di dunia. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya