Dark/Light Mode

Varian Delta Ngamuk, Warga AS Yang Mau Divaksin Diiming-imingi Bonus Rp 1,45 Juta

Jumat, 30 Juli 2021 08:23 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: Instagram)
Presiden AS Joe Biden (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta seluruh negara bagian, untuk memberikan insentif uang 100 dolar AS atau setara Rp 1,45 juta kepada warga yang baru divaksin.

Demi menggenjot kembali program vaksinasi, yang belakangan ini lesu. Sementara ancaman varian Delta, terus membayangi.

Biden juga menerbitkan aturan vaksin yang ketat untuk pekerja federal AS, yang totalnya berjumlah sekitar 2 juta orang. Mereka harus menunjukkan bukti sertifikat vaksin, atau wajib menjalani testing dan memakai masker.

Data resmi menunjukkan, jumlah warga AS yang telah divaksin penuh, masih di bawah 50 persen.

"Insentif uang ini mungkin terlihat tak adil, bagi warga Amerika yang sudah duluan divaksin. Tapi percayalah, kita semua akan diuntungkan, bila jumlah orang yang divaksin bertambah banyak," kata Biden seperti dikutip BBC, Kamis (29/7).

Baca juga : Jerman Izinkan Wisman Masuk Asal Mau Divaksin Dan Tes Covid-19

Untuk mendanai insentif tersebut, pemerintah AS akan menggunakan dana 1,9 triliun, dengan menggunakan Undang-undang Rencana Penyelamatan Amerika.

Biden memastikan, pemerintah federal akan mengganti cuti berbayar yang telah diberikan perusahaan skala kecil dan menengah, kepada pegawainya yang meninggalkan pekerjaan untuk divaksin.

Sementara pegawai pemerintah yang menolak divaksin, tidak akan dipecat.

Kebijakan ini diterapkan Gedung Putih, untuk memberikan contoh bagi pengusaha lain di seluruh negeri.

Biden juga membahas sejunlah teori di kalangan kaum konservatif, yang menyebut vaksinasi tidak aman.

Baca juga : Corona Ngamuk Lagi, Warga Iran Berburu Vaksin Hingga Armenia

"Tak ada yang politis terkait vaksin, yang dikembangkan, disahkan, dan didistribusikan di bawah pemerintahan Partai Republik," ujar Biden.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada bulan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) menyebut, lebih dari 99 persen kasus kematian akibat Covid-19, dialami oleh mereka yang belum divaksin.

Saat ini, 70 persen orang dewasa di AS telah menerima satu dosis vaksin. Namun, tingkat vaksinasinya bervariasi di seluruh negeri.

Cakupan vaksinasi di wilayah selatan dan barat yang saat ini masuk zona merah Covid, tergolong rendah. Akibatnya, kasus kematian akibat Covid-19 naik menjadi sekitar 2.000 per minggu.

Kasus baru di wilayah tersebut, kini mencapai titik tertinggi dalam 3 bulan terakhir, dengan angka 60 ribu per hari.

Baca juga : Yuk, Yang Punya Oksigen Pinjemin Buat Yang Butuh

Awal pekan ini, CDC merevisi kebijakan maskernya untuk mereka yang telah divaksinasi penuh di wilayah tertentu, mengingat penyebaran varian Delta yang begitu masif.

Penggunaan masker dalam ruangan, kini direkomendasikan untuk mereka yang berada di daerah, dengan tingkat penularan Covid yang lebih tinggi.

New York, California, dan beberapa negara bagian lain bahkan telah mewajibkan pemakaian masker di dalam ruang indoor, yang berada di area publik. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.