Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Saksi Sejarah Kemerdekaan Di Karachi

Perjuangan Pakistan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Minggu, 22 Agustus 2021 23:38 WIB
Konjen RI Karachi, June Kuncoro Hadiningrat (tengah) berbicang dengan Angku Muhammad Said dan Mak Ros. (Foto KJRI Karachi)
Konjen RI Karachi, June Kuncoro Hadiningrat (tengah) berbicang dengan Angku Muhammad Said dan Mak Ros. (Foto KJRI Karachi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tak hanya sebagai negara yang mengakui Kemerdekaan Indonesia pada 1945, Pakistan juga membantu Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

Meskipun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, namun saat itu Indonesia masih belum sepenuhnya merdeka. Para pahlawan dan pejuang kemerdekaan masih menghadapi tekanan dari pihak kolonial Belanda. Mereka ingin kembali merebut Indonesia ketika Jepang menyerah dan angkat kaki dari Indonesia di akhir Perang Dunia II pada 15 Agustus 1945.

Baca juga : Dukcapil Ajak Masyarakat Jaga Kemerdekaan Dengan Terus Tunjukkan Prestasi

Peperangan masih berlanjut hingga 1949. Belanda meminta bantuan Inggris sebagai sekutu untuk kembali menjadikan Indonesia bagian dari koloninya. Mendukung hal tersebut, pada 1947, Inggris mengirimkan 600 tentara dari British Indian Army (BIA) untuk melawan laskar Indonesia.

Baca juga : Gebyar Kemerdekaan HUT RI Ke-76 Gaungkan Kreativitas Dan Inovasi Anak Negeri Di Paris

Sementara itu, di British India atau Hindustan (sebelum menjadi Pakistan, India, dan Bangladesh), pada Deklarasi Lahore 23 Maret 1940, Muhammed Ali Jinnah yang pada saat itu menjadi pemimpin All India Muslim League mengajukan protes kepada Pemerintah Inggris terhadap kekejaman kolonial. Ia juga mengatakan, tentara Hindustan tidak akan memerangi negara Muslim di dunia.

Pada 1947, sebelum Pakistan merdeka, Ali Jinnah mengirim surat kepada Presiden Soekarno yang menyatakan dukungan dan simpati dari Muslim India untuk kemerdekaan Indonesia sepenuhnya. Setelah Kolonial Belanda melanggar janji yang telah tertuang pada Perjanjian Linggarjati pada November 1946. 

Baca juga : Wakil Ketua MPR: Kemerdekaan Bukan Sekadar Seremoni

Alhasil, ajakan Muhammad Ali Jinnah tersebut membuat 600 tentara Muslim BIA yang dikirim oleh Belanda dan Inggris memutuskan meninggalkan pasukan. Mereka bergabung dengan Indonesia. Terlebih ketika mereka mendarat di pulau Jawa.

Seruan takbir dari pejuang Indonesia sebelum BIA hendak menyerang, membuat tentara BIA kemudian justru malah berbalik dan mendukung Indonesia. Dari 600 prajurit tersebut, 500 di antaranya meninggal dalam perang selama tahun 1947-1949. Sedangkan sisanya ada yang kembali ke Pakistan pada 1953, ada juga yang menetap di Indonesia (di Bandung dan Jakarta). Para prajurit ini kemudian menerima penghargaan dari Pemerintah Indonesia pada 1958.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.