Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Serial Diskusi FPCI-Kedubes AS
Perubahan Iklim Sudah Jadi Krisis, Saatnya Aksi Bersama
Jumat, 1 Oktober 2021 13:00 WIB
Sebelumnya
Fenomena Pasca Covid-19
Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga hadir di acara ini mengingatkan, dunia saat ini adalah dunia urbanisasi. Karena kebanyakan masyarakat dunia saat ini tinggal di perkotaan. Dari data 2018, sekitar 55 persen populasi tinggal di kota. Lalu pada 2021, meningkat menjadi 56 persen.
"Proyeksinya, pada 2030, setidaknya 60 persen masyarakst tinggal di kota, dan pada 2050, 68 persen," terangnya.
Anies menyebut, ada empat hal penting yang mesti diingat, menyikapi hal tersebut. Pertama, saat ini peran kota sangat penting bagi peradaban manusia. Kedua, peran kepemimpinan di kota jadi lebih penting daripada sebelumnya.
Baca juga : Prokes Di Kelas Ketat, Bubaran Sekolah Jangan Berkerumun
Menurutnya, fakta bahwa dunia sedang menghadapi urbanisasi, membuat sistem tata kota dan peran pemimpin menjadi semakin krusial. Khususnya, mengatasi sejumlah tantangan yang tengah dihadapi saat ini, seperti pandemi Covid-19 dan perubahan iklim.
"Jelas sekali, saat ini kita berada dalam tekanan," jelas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Ketiga, pentingnya kota dalam wacana global. Dia mengaku takjub melihat bagaimana komunitas internasional memberikan perhatian lebih pada perkotaan, seperti dalam perjanjian internasional di Paris. Di mana, ada agenda pada 2030, yakni pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah kota dilihat sebagai rekan dalam menggerakkan ekonomi hijau yang lebih tangguh.
"Tentu saja, kota juga bertanggung jawab dalam mengurangi emisi karbon. Dengan melakukan aksi dalam skala lokal," beber Rektor Universitas Paramadina periode 2007 hingga 2015 ini.
Baca juga : Kalau Produk Makanan Bayi Sudah Dapat Izin BPOM, Bunda Tak Perlu Cemas
Keempat, kota juga memiliki kehidupan yang dinamis.
Lebih jauh Anies menjelaskan, situasi perkotaan pasca pandemi Covid-19 akan menghadapi enam fenomena yang harus disadari. Yaitu, kota akan menghadapi masalah perumahan. Seperti diketahui, selama pandemi, produktivitas berpindah dari kantor ke perumahan. Untuk itu, kata dia, kota memerlukan perumahan yang membuat warganya produktif di masa depan, dengan harga terjangkau.
Kedua, masa depan industri properti. Saat ini, masyarakat tinggal di kota yang urban, jadi harus terus bertransformasi.
Ketiga, mobilitas dan kelanjutan sistem, dan keempat, aksesibiltas. “Kita perlu menyediakan lingkungan yang dapat mempermudah aksesibilitas bagi masyarakat," jelas alumni University of Maryland, College Park, AS ini.
Baca juga : Wagub DKI Siap Jatuhi Sanksi Buat Gerai McD
Kelima, masa depan lapangan pekerjaan. Selama pandemi, bisa dilihat bagaimana lapangan kerja baru muncul, dan lapangan kerja lama hilang. "Terakhir, selama pandemi kita melihat berkurangnya interaksi sosial. Karena kita harus menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya