Dark/Light Mode

Trump Jual Senjata Ke Saudi

Iran Merasa Diprovokasi

Senin, 27 Mei 2019 03:56 WIB
Mike Pompeo (berdiri) mendengarkan Donald Trump mengumumkan keputusan terbarunya. (Foto : AP).
Mike Pompeo (berdiri) mendengarkan Donald Trump mengumumkan keputusan terbarunya. (Foto : AP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Sabtu (25/5), menyetujui penjualan senjata senilai 8,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 116,5 triliun ke Arab Saudi.

Dilansir BBC dan Associated Press, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo secara resmi mengatakan kepada anggota parlemen tentang rencana pemerintah tersebut. Langkah itu tanpa persetujuan Kongres, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

“Penjualan ini akan mendukung sekutu kita, meningkatkan stabilitas di Timur Tengah, dan mempertahankan diri dari Republik Islam Iran,” terang Pompeo.

Seorang pejabat AS mengatakan, paket senjata yang akan dijual ke Arab Saudi akan dikirim ke Uni Emirat Arab. Paket senjata yang dikirim mencakup pesawat pengawas, serta program pelatihan, sistem panduan senjata canggih dan rudal Javelin.

Baca juga : Penumpang Kapal Pelni pada Mudik Lebaran 2019 Diprediksi Capai 625 Ribu

Pompeo mengatakan, ia menetapkan, ada keadaan darurat, yang mengharuskan penjualan produk dan layanan pertahanan ke Arab Saudi, UEA dan Yordania guna mencegah pengaruh Iran di seluruh wilayah Timur Tengah.

Pemberitahuan tersebut datang pada hari yang sama dengan pengumuman Presiden Donald Trump akan mengirim 1.500 tentara AS tambahan ke Timur Tengah untuk melawan Iran.

Langkah itu mengundang kecaman baik dari Partai Demokrat maupun Republik. Kedua partai mempertanyakan klaim pemerintah tentang keadaan darurat di Timur Tengah.

Terpisah, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memperingatkan terjadinya konflik di Teluk menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Khan mengaku khawatir dengan ketegangan di kawasan.

Baca juga : Angkutan Lebaran di Terminal Merak Diprediksi Naik 20 Persen

“Segala konfrontasi lebih lanjut dalam ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak tidak akan berujung baik. Semua pihak perlu menahan diri di situasi seperti sekarang ini,” ujar Khan.

Meskipun situasi terus memanas, Khan berharap perang tak akan pecah di Teluk. “Dia menggarisbawahi bahwa perang bukanlah solusi untuk masalah apa pun,” pernyataan kantor PM Khan.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif baru saja sowan ke Pakistan baru-baru ini. Ketegangan antara negaranya dan AS menjadi salah satu isu yang dia bahas bersama para pejabat Pakistan.

Dalam wawancara dengan kantor berita Iran, IRNA, Zarif mengatakan, penjualan senjata AS ke Arab Saudi sebagai tindakan provokasi kepada negerinya. “Tindakan ini juga merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas global,” ujarnya.

Baca juga : Hendropriyono: Bukan SARA

Pentagon menilai, tindak-tanduk Iran di Teluk memang telah membahayakan kepentingan AS. Kendati demikian, Pentagon membantah pengerahan pasukan itu dilakukan untuk memprovokasi Iran. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.