Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kebut Penanganan Perubahan Iklim
Jokowi Minta Negara Maju Segera Wujudkan Pendanaan Adaptasi Rp 1.423,75 Triliun
Selasa, 2 November 2021 06:42 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi melihat pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang, mengenai perubahan iklim.
Hal ini disampaikan Presiden dalam pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris di Glasgow, Senin (1/11).
“Kita semua, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim. Terutama, dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang, dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy,” kata Presiden.
Baca juga : Kelangkaan Pekerja Di Negara Maju Jadi Peluang Buat PMI
Presiden berharap, pendanaan adaptasi sebesar 100 miliar dolar AS (Rp 1.423,75 triliun) dari negara maju, harus segera dipenuhi untuk mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim. Laju deforestasi kita saat ini yang paling rendah selama 20 tahun, tingkat kebakaran hutan berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut,” tutur Presiden.
Oleh karena itu, Presiden percaya bahwa Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.
Baca juga : Negara Berpotensi Kehilangan Pendapatan Rp 53,18 T
“Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060, atau lebih awal,” ujar Presiden.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa isu yang dihadapi dunia adalah bagaimana dunia bisa segera mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga, pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan lebih cepat.
Kepala Negara menjelaskan bahwa saat ini, kondisi Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik.
Baca juga : Pemindahan Ibu Kota Negara Kudu Diperkuat Dengan PPHN
“Jumlah kasus harian sudah turun sangat jauh dari puncaknya 56ribuan kasus di 15 Juli 2021 menjadi hanya sekitar 400-700 kasus dalam minggu-minggu terakhir ini. Indonesia juga sudah menyuntikkan lebih 187 juta dosis vaksin. Dan sampai dengan akhir tahun lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah akan menerima dosis 2,” kata Presiden.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid ikut mendampingi Jokowi dalam kesempatan tersebut.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya