Dark/Light Mode

KLHK Himbau Stakeholder Sektor Kehutanan Bantu Cegah Karhutla

Sabtu, 3 Agustus 2019 12:39 WIB
Plt Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan. (Foto: Humas KLHK).
Plt Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan. (Foto: Humas KLHK).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah dengan keterlibatan aktif masyarakat dan stakeholeder sektor kehutanan lainnya.

Plt Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan dalam konferensi pers di Jakarta, (1/7)).

"Kita menghimbau janganlah lalai janganlah memicu api, seperti membuang puntung dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memicu timbulnya api, contoh jika pergi ke gunung jangan buang rokok sembarangan atau lupa matikan api unggun, di musim kemarau seperti ini sekali saja lalai, maka jika terjadi kebakaran dalam satu hari bisa 150 hektar lahan terbakar,"   ujar Rafles.

KLHK dengan Manggala Agni nya terus mengerahkan semua sumber daya manusia terbaik, ditunjang peralatan dan anggaran untuk memadamkan Karhutla. Bekerjasama dengan para pihak, seperti Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri, BPBD, Pemda setempat, pemegang izin dan bahkan masyarakat KLHK memastikan kejadian Karhutla tidak meluas.

Data hingga bulan Mei 2019 total luas lahan terbakar adalah 42.740 ha, luasan itu masih jauh dibandingkan luasan terbakar tahun 2018 yang mencapai 510.000 ha.

Baca juga : Gandeng TNI/Polri, KLHK Padamkan Kebakaran Hutan di Beberapa Provinsi Rawan

"Kalo tahun lalu 510.000 ha yang terbakar, di mineral 385.000 ha digambut125.000 ha, karena kita fokus di Palembang di Riau yang lahan gambutnya luas, akhirnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang tanah mineral terbakar. Nah kalo yang tahun ini sampe dengan Bulan Mei gambut yang terbakar 27.538 ha yang mineral 15.202 ha total 42.740 ha, maka kalo dibandingkan dengan yang tahun lalu ini masih kecil, tetapi bukan berarti kita senang dengan keadaan ini, untuk itu kita terus melakukan upaya upaya penanggulangan Karhutla," jelas Rafles.

Sampai dengan saat ini sudah 6 dari 8 provinsi rawan karhutla menetapkan kondisi siaga darurat. Keenam provinsi itu adalah:

1. Prov. Riau (19 Feb – 31 Okt 2019; 255 hari)

2. Prov. Kalbar (12 Feb - 31 Des 2019; 323 hari)

3. Prov. Sumsel (8 Mar – 31 Okt 2019; 237 hari)

Baca juga : Jangan Macam-macam, Pelaku Jerat Harimau Bakal Kena Sanksi Hukum

 4. Prov. Kalteng (28 Mei – 26 Agust 2019; 91 hari)

 5. Prov. Kalsel ( 1 Juni – 31 Oktober 2019; 153 hari)

6. Prov. Jambi (23 Juli - 20 Oktober 2019; 90 hari).

Kemudian ada 3 kabupaten/kota yang juga menetapkan status siaga darurat, yaitu 1. Kota Dumai, Prov. Riau (13 Feb–31 Mei 2019; 108 hari), 2. Kab. Sambas, Prov. Kalbar (1 Feb – 31 Des 2019; 334 hari), 3. Kab. Kapuas, Prov. Kalteng (8 Juli–5 Oktober 2019; 90 hari).

"Penetapan status siaga darurat tersebut bukan berarti kondisi yang sudah ada kejadian Karhutla yang hebat, tetapi sebagai langkah antisipasi daerah agar bisa mendapatkan bantuan cepat dari pemerintah pusat melalui BNPB yang mempunyai anggaran cepat penanggulangan bencana, sehingga jika ada potensi Karhutla yang membesar bisa cepat ditangani dengan bantuan anggaran dari pemerintah pusat," imbuh Rafles.

Baca juga : KLHK Dampingi Pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropika Kalsel

Rafles pun menyatakan bahwa sampai Bulan Juli berdasarkan pantauan satelit tidak ada asap lintas batas, ada kebakaran-kebakaran di daerah-daerah tetapi cepat dalam waktu 1-2 dua hari itu bisa reda.

Kondisi bandara pun sampai dengan tanggal 1 Agustus tadi pagi tidak tampak adanya gangguan asap, jarak pandang masih normal sehingga penerbangan di beberapa bandar di provinsi rawan karhutla tidak ada gangguan ataupun penundaan.

"Kondisi terkini di Provinsi yang rawan kebakaran, saya 3 kali memantau di bandara, ada petugas kami di bandara yang terus pantau. Situasi di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, penerbangan di sana normal. Cuaca cerah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :