Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Resesi Pascapandemi

Senin, 11 Oktober 2021 06:28 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemulihan ekonomi pascapandemi masih panjang dan penuh dengan ketidakpastian. Selain tekanan inflasi global. Ancaman krisis perubahan iklim menjadi agenda penting di tengah kita berjibaku melawan pandemi. Konferensi Para Pihak atau COP yang rencananya akan berlangsung di Glasgow Skotlandia awal November mendatang membahas dampak pandemi dan penurunan emisi karbon masing-masing negara peserta. Posisi Indonesia sebagai Co-Chair COP 26 harus proaktif dalam menyuarakan langkah-langkah nyata menurunkan emisi karbon.

Baca juga : Patung dan James Bond

“Pandemi silih berganti, Mo. Covid belum sirna, datang global warming,” celetuk Petruk, sok tahu. Romo Semar memilih diam dan menarik napas dalam-dalam untuk membuang beban pikirannya. Bencana kemanusian dan lingkungan mulai menyerang negeri ini. Mulai pemulihan ekonomi, meningkatnya angka pengangguran, dan tekanan inflasi. Para elite politik kurang peka dalam mengantisipasi krisis yang akan datang. Mereka asyik mengutak-atik jadwal Pemilu 2024 untuk kepentingan partainya. Kopi pahit dan ubi rebus selalu setia menemani sarapan pagi Romo Semar. Kepulan asap rokok klobot jagung membawanya ke zaman Ramayana saat kerajaan Pancawati mengalami krisis multidimensi.

Baca juga : Kearifan Sumbadra Larung

Kocap kacarito, Kerajaan Pancawati mengalami pagebluk dan krisis kepercayaan dari rakyatnya sendiri. Prabu Rama terlena pasca memenangkan pertempuran dalam merebut istrinya Dewi Shinta dari Rahwana. Perang brubuh melawan kerajaan Alengka bukan merubah Prabu Rama menjadi lebih baik tapi sebaliknya. Rama menjadi jumawa dan sombong. Perubahan perilaku Rama inilah memicu berbagai masalah dan pagebluk di Pancawati.

Baca juga : Reshuffle Pun Tidak Cukup

Kawula Pancawati yang sebagian besar berwujud wanara atau kera mengalami sakit menular yang hebat. Banyak korban berjatuhan. Ibaratnya pagi sakit, sore meninggal. Sore sakit, pagi harinya pralaya. Berbagai nujum dan ahli kesehatan sudah dikerahkan untuk menyembuhkan penyakit Pancawati. Akan tetapi tidak membuahkan hasil. Nerpati Sugriwa yang didapuk sebagai wakil Prabu Rama tidak bisa berbuat banyak melihat rakyat Pancawati menderita penyakit menular.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.