Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Negara Kita Di Penghujung 2021

Rabu, 29 Desember 2021 08:25 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka -  

Tjipta Lesmana
Pengamat
Politik Senior              

Baca juga : Dekadensi Moral: Tantangan Serius BPIP

Berbagai masalah menghujam negara kita sepanjang tahun 2021. Sebagian besar bernuansa memprihatinkan, bahkan menyedihkan. Pandemi Covid-19 menjadi penyebab pokoknya, meskipun dunia internasional, termasuk WHO, memuji keberhasilan pemerintah kita menanganan pandemi tersebut.            

“Orang Miskin Nangis, Konglomerat Tertawa,” begitu judul Berita Utama harian ini edisi kemarin, 28 Desember 2021. Judul ini mencerminkan kondisi perekonomian Indonesia dewasa ini setelah hampir dua tahun diterjang pandemi Covid-19. Pemerintah pontang-panting menangani pandemi yang menghantam seluruh dunia. Kementerian Keuangan, jelas, instansi yang bekerja paling berat: bagaimana menjaga supaya defisit anggaran tidak terlalu melebar, meskipun tidak bisa dicegah.

Baca juga : Ancaman Kenaikan Harga Pupuk

Pandemi menghantam, dunia bisnis porak-poranda, sekaligus meningkatkan jumlah orang miskin dan memperlebar jurang antara yang kaya dan miskin.  Ya, menghadapi kesulitan akibat pandemi, sebagian (kecil) pebisnis masih bisa bernapas, bahkan mengeruk keuntungan cukup besar. Sementara kelompok miskin makin banyak jatuh lebih miskin lagi, orang yang menganggur pun semakin menumpuk.             

Toh, pada kuartal IV tahun ini, menurut Menteri Keuangan,  pemerintah masih optimis ekonomi bisa tumbuh hingga 5,5%; sementara Indef hanya berani mematok 4,3%. Berapa pun pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021, yang jelas penambahan utang pemerintah semakin besar.

Baca juga : Andika Perkasa, Pilihan Tepat Presiden

Semula Menteri Keuangan mengatakan, tahun depan pemerintah harus menambah utang hampir 1.000 triliun untuk menutup defisit APBN 2022 dengan cara menerbitkan SBN (Surat Berhutang Negara). Pengeluaran untuk proyek infrastruktur tercatat meningkatkan tajam. Maklum, di tengah pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur tetap digenjot.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.