Dewan Pers

Dark/Light Mode

Sisi Lain Dari Mas MG

Senin, 7 Februari 2022 07:07 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari. Peringatan tahun ini dipusatkan di Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan tema Sultra Jaya Indonesia Maju. Perayaan HPN tahun ini masih dalam suasana pandemi. Sehingga seluruh kegiatan dan agenda harus mengikuti protokol kesehatan dengan ketat.

Di sisi lain, mengenang Mas Margiono (MG) sebagai ketua PWI dua periode pada 2008-2018. Selama menjabat sebagai ketua PWI, pidatonya selalu ditunggu-tunggu. Selain piawai mengkritik Presiden, yang dikritik tidak merasa dikritik. Itulah kelebihan Mas Margiono yang mampu membuat suasana kongres tidak tegang dan monoton. Kepergian Mas Margiono minggu lalu, seakan mengingatkan kita semua tentang pentingnya peran pers dalam menyikapi isu-isu global seperti bagaimana menghadapi pandemi.

Berita Terkait : Krangkeng Besi Magada

“Mas MG juga piawai ndalang, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar mesem dan mengangguk. Seperti biasa kopi pahit dan ubi rebus selalu setia menemani sarapan pagi Romo Semar. Tidak seperti biasanya, naiknya angka korban Covid Omicron membuat waswas Romo Semar. Kepulan asap rokok klobot membawa ingatan Romo Semar ke acara puncak peringatan HPN di Jambi pada 9 Februari 2012. Semar mendalang bersama Ki Margiono, Ki Dahlan Iskan, dan Ki Entus Susmono “kroyokan” membawakan cerita Anoman Duta.

Kocap kacarito, Prabu Rama tidak begitu saja percaya atas informasi dari Jatayu tentang siapa yang menculik Dewi Sinta. Pasalnya burung raksasa atau Jatayu keburu gugur sebelum selesai menyebutkan nama si penculik istrinya tersebut. Jatayu hanya menyebutkan Sinta diculik oleh seorang raksasa dari kerajaan Alengka. Akan tetapi informasi dari Jatayu sangat membantu untuk mencari keberadaan Sinta.

Berita Terkait : Pindahnya Kotaraja Alengka

Rama memanggil dua senopati andalan yaitu Anggada dan Anoman untuk mencari informasi keberadaan Dewi Sinta. Kedua senopati diuji dan dites kesaktiannya sebelum dikirim sebagai duta pamungkas. Kepastian siapa penculik Sinta akhirnya terkuak yaitu raja raksasa Rahwana dari kerajaan Alengka. Untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut maka kedua senopati diberi waktu berapa lama mencapai kerajaan Alengka.
 Selanjutnya