Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Renungan Ramadhan (5)

Menggapai Ibadah Khusyuk (2)

Rabu, 13 April 2022 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Semakin khusyuk tentu semakin nikmat shalat itu. Namun kita tidak perlu meninggalkan shalat hanya lantaran kita tidak bisa khusyuk.

Yang dimaksud khusyuk dalam shalat ialah kemampuan diri kita untuk memasrahkan diri secara total kepada Allah Swt. Dengan demikian akan tercipta suasana batin yang tenang dan senang dalam shalat, sungguhpun dalam hati dan pikiran kita masih ada beban lainnya.

Baca juga : Menggapai Ibadah Khusyuk (1)

Khusyuk memang bertingkat-tingkat. Kita perlu latihan terus menerus untuk mencapai kualitas khusyuk yang lebih utama. Semakin khusyuk tentu semakin nikmat shalat itu. Namun kita tidak perlu meninggalkan shalat hanya lantaran kita tidak bisa khusyuk. Tetaplah meneruskan shalat sungguhpun belum tercipta konsentrasi penuh kepada Allah Swt.

Nabi Muhammad Saw juga pernah mengisyaratkan sebuah pemandangan menarik. Suatu ketika beliau memimpin shalat jama’ah di mesjid, dalam salahsatu sujudnya panjang sekali, sehingga sebagian sahabat bertanya-tanya dalam hati, mengapa Nabi sujudnya lama sekali tidak bangun-bangun. Namun sahabat terus mengikutinya sampai bagun kembali dari sujudnya. Seusai shalat, salahseorang sahabat bertanya kepada Nabi, mengapa tadi dalam salahsastu sujudnya lama sekali, tidak seperti biasanya. Nabi menjawab, waktu sujud tadi cucu saya, Hasan dan Husen, putra Fatimah dan Ali, nyelonong masuk ke tempat shalat. Ia bermain kuda-kudaan di pundakku. Saya khawatir kalau bangun dari sujudku ia akan jatuh. Saya bangkit setelah ia turun dari pundakku, lalu kembali masuk ke dalam rumah Nabi di samping masjid.

Baca juga : Taubat Inabah Dan Istijabah (2)

Pada kesempatan lain, Nabi pernah memimpin shalat jama’ah di mesjidnya sedikit berbeda dengan biasanya. Ia mempin shalat agak cepat. Seusai shalat slahseorang sahabat menanyakan kenapa shalat kita kali ini lebih cepat? Nabi menjawab, apakah kalian tidak mendengar ketika kita sedang shalat ada anak kecil menangis yang mungkin ibunya sedang ikut shalat berjama’ah bersama kita.

Apakah Nabi di dalam shalat tersebut? Mengapa ia terpengaruh oleh faktor-faktor di luar shalat? Apakah definisi khusyuk Nabi berbeda dengan apa yang kita fahami? Jangan sampai khusyuk yang difahami Nabi berbeda dengan khusyuk yang kita fahami. Apa jadinya shalat yang kita jalani selama ini tanpa khusyuk? Hanya Allah Swt dan Nabi tahu bagaimana kualitas khusyuknya Nabi Muhammad Saw.

Baca juga : Taubat Inabah Dan Istijabah (1)

Dengan demikian makna khusyuk dalam ibadah ialah kemampuan optimal yang dapat dijangkau hamba untuk mengingat Allah Swt. Jika tidak mampu mencapai standar maksimum tidak perlu mengganti shalat karena khusyuk bukan merupakan syarat sah shalat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.