Dewan Pers

Dark/Light Mode

Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (1)

Kamis, 19 Mei 2022 06:20 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Al-Qur’an meng­konsepsikan sinerji alam semesta untuk memberikan en­ergi bagi manusia dalam mendukung kapasitasnya sebagai hamba dan khalifah di muka bumi (Q.S. Al-Jatsiyah/45:13). Manakala terjadi ket­impangan antar makromosmos, maka itu isyarat manusia terancam bahaya besar yang tak dapat diramalkan. Kerusakan fisik dan non-fisik alam semesta, menu­rut Al-Qur’an, terutama disebabkan oleh ulah tangan-tangan jahil anak manusia (Q.S. Al-Rum/30:41).

Manusia, menurut Al-Qur’an, mem­punyai tiga unsur pokok, yaitu badan (jasad), nyawa (nafs), dan Roh (ruh) (Q.S. Al-Mu’minun/23:14). Ketika manusia masih terdiri atas anggota badan dan nyawa, belumlah sempurna sebagai manusia. Roh sebagai unsur ketiga (khalqan akhar) “diinstol” ke dalam diri manusia ketika berumur 120 hari (Lihat dalam Hasyiyah Ibn Abidin, Juz II hal. 302).

Berita Terkait : Bagaimana Merawat Fitrah? (2)

Unsur ketiga manusia itulah yang menjadikan dirinya sebagai prototype makhluk final (ahsan taqwim/Q.S. al- Tin/95:4). Manusia menjadi makhluk biologis sekaligus sebagai makhluk spiritual. Dua kapasitas ini memung­kinkan dirinya mengakses dua dunia yang berbeda, yaitu dunia fisika dan metafisika, atau dunia lahir dan dunia batin.

Kelengkapan hardware yang diis­timewakan kepada manusia memung­kinkannya untuk mengakses seluruh energi dari luar dirinya. Energi alam raya ditundukkan (taskhir) kepada ma­nusia, terutama untuk mendukung ka­pasitasnya sebagai representatif Tuhan di jagat raya (khalaif al-ardl).

Berita Terkait : Bagaimana Merawat Fitrah? (1)

Bukanlah sesuatu yang aneh jika ada seseorang atau sekelompok tertentu mampu merekayasa energi-energi alam untuk disalurkan ke suatu obyek, mis­alnya kepada manusia. Apakah melalui injeksi yang selama ini banyak dilaku­kan di dunia kesehatan, atau melalui transformasi energi spiritual, seperti yang sering dilakukan kalangan ahli spiritual melalui doa-doa atau media-media tertentu, seperti sering dilakukan oleh komunitas Reiky.

Kita tidak boleh apriori terhadap segala kemampuan manusia, karena jika Tuhan menghendaki, maka semua bisa terjadi melalui keajaibannya. Betapa banyak ke­jadian yang dahulu kala tak terbayangkan, kini menjadi kenyataan.

Berita Terkait : Mendambakan Liqa` Allah (3)

Transformasi energi alam semesta yang dihimpun para profesional Reiky, lalu disalurkan dengan caranya sendiri kepada orang-orang menderita penyakit tertentu sehingga yang bersangkutan bisa sehat itu, merupakan bagian keajai­ban dari Tuhan sendiri. ■